Home > Hikmah

Di Masjid Muhammadiyah Usai Sholat tak Ada Dzikir dan Doa Berjamaah, Ini Alasannya

Orang Muhammadiyah berdoa dan berdzikir dengan suara pelan.

Ilustrasi berdzikir. Di masjid-masjid yang dikelola Muhammadiyah, tidak ada dzikir dan doa berjamaah dengan suara keras. Foto: Republika
Ilustrasi berdzikir. Di masjid-masjid yang dikelola Muhammadiyah, tidak ada dzikir dan doa berjamaah dengan suara keras. Foto: Republika

Berdzikir Pelan Dapat Naungan di Hari Kiamat

Dalam hadist Rasulullah lainnya diterangkan di antara orang yang mendapat naungan Allah dari terik panas matahari di hari kiamat adalah orang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sunyi sepi, sehingga mengalir air matanya. Imam asy-Syafi’i dalam kitab al-Um juz I halaman 150 menyatakan yang artinya: “Saya mengutamakan para imam dan makmum berdzikir sesudah shalat dengan suara pelan, kecuali apabila imam menghendaki supaya dzikirnya itu dipelajari makmum. Di kala yang demikian itu barulah dzikir dikeraskannya. Tetapi setelah dirasakan bahwa makmum telah mengetahui (hafal), maka kembali lagi dzikir itu dibaca pelan”.

Alasan yang dipergunakan Imam asy-Syafi’i, yaitu Surah Al-Isra’ ayat 110:

قُلِ ادْعُواْ اللّهَ أَوِ ادْعُواْ الرَّحْمَـنَ أَيّاً مَّا تَدْعُواْ فَلَهُ الأَسْمَاء الْحُسْنَى وَلاَ تَجْهَرْ بِصَلاَتِكَ وَلاَ تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلاً

Artinya: Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman, dengan nama yang mana saja kamu seru, dia mempunyai Al-asmaaul-husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu”. [QS. al-Isra’ (17): 110]

.

BACA JUGA: Alasan Warga Muhammadiyah Sholat Subuhnya tak Pakai Doa Qunut

Bagi sebagian ulama yang membolehkan dzikir berjamaah dengan suara keras, berargumentasi dengan beberapa hadits yang sebenarnya bersifat umum tidak menerangkan tentang kaifiatnya dibaca keras. Karena itu menurut Tim Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, cara terbaik bagi kita adalah kembali kepada praktik yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ulama salaf, yaitu secara pelan-pelan dan dilakukan sendiri-sendiri.

Menurut Majelis Tarjih Muhammadiyah doa adalah ibadah. Karena itu maka jangan dimasukkan rekayasa pikiran dan model-model yang tidak ada tuntunan kaifiyatnya.

BACA JUGA: Di Hadapan Gus Dur, Ratusan Warga NU Jadi Orang Muhammadiyah Gara-Gara Sholat Tarawih

Selain tidak ada doa dan dzikir berjamaah usai sholat, orang Muhammadiyah juga disebut tidak membaca doa Qunut saat Sholat Subuh, alasannya...

× Image