Home > Sejarah

Huru-Hara Sea Games Kamboja dan Cerita Jagoan Silat Indonesia Lawan Penjajah Jepang dan Belanda

Di era penjajahan, Belanda dan Jepang mewaspadai para pendekat silat Indonesia.

Tim silat Indonesia.
Tim silat Indonesia.

DUEL DENGAN JAGO KARATE JEPANG

Mengetahui Sabeni kesohor sebagai jago silat, Kempetai ingin mengujinya. Komandannya menantang Sabeni untuk diadu dengan anak buahnya, seorang serdadu jago karate.

”Kalau Sabeni menang, bebas dan boleh pulang,” kata sang komandan, tulis Bang Thabrani dalam buku Ba-be.

Duel berlangsung di Markas Kempetai di Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat. Sabeni berhasil berkelit dari serangan-serangan ahli karate itu. Bahkan, ia kemudian berhasil merobohkan prajurit Jepang itu dengan ilmu pukulan kelabang nyebrang.

.

BACA JUGA: 7 Menu Jagoan Nasi Padang yang Diharamkan

Sang komandan yang kecewa karena kekalahan anak buahnya, kemudian menghadapkan seorang jago sumo untuk menundukkan Sabeni. Sabeni siap menghadapinya. Jago Sumo memasang kuda-kuda, kedua kakinya maju ke depan, berdiri ngangkang. Tangan ditaruh di atas paha segede paha kuda. Kemudian keluar dari mulutnya suara, ”Eeek !” Sambil membentangkan tangannya.

Menghadapi lawan dalam keadaan demikian, Sabeni loncat kodok, ke atas dengkul musuh yang lagi ngeden. Dengkul lawan dianggap talenan, dipakai buat salto ke atas. Untuk kemudian menyambar ubun-ubun si jago sumo, yang langsung terjengkang, ngegeloso, kagak bisa berdiri lagi karena keberatan badan dan akibat pukulan jago silat Tenabang itu.

BACA JUGA: Legenda Bang Pi'ie, Jagoan yang Sekali Pukul Bikin Penjahat Mati

Untuk menghormati Sabeni, jalan di depan kediamannya di Tanah Abang menjadi Jl Sabeni. Sedangkan makamnya dipindahkan dari Gang Kubur ke Karet Bivak berdekatan dengan makam Husni Thamrin.

Selain Sabeni ada juga jagoan dari Kampung Kwitang, Mad Djaelani....

× Image