Home > Sejarah

Pangeran Cakrabuana Pendiri Kerajaan Cirebon, Gagal Jadi Raja Pajajaran karena Beragama Islam

Pangeran Cakrabuana adalah mertua dari Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.

Keraton Kasepuhan Cirebon. Pangeran Cakrabuana mendirikan Kerajaan Cirebon setelah keluar dari Kerajaan Pajajaran.
Keraton Kasepuhan Cirebon. Pangeran Cakrabuana mendirikan Kerajaan Cirebon setelah keluar dari Kerajaan Pajajaran.

KETURUNAN PANGERAN CAKRABUANA

Bicara soal keluarga, Pangeran Cakrabuana yang bernama asli Pangeran Walang Sungsang tersebut memiliki istri lebih dari satu. Dalam dua versi babad (Carita Purwaka Caruban Nagari dan dan Naskah Kuningan) informasi soal istri Pangeran Cakrabuana berbeda. Dalam Carita Purwaka Caruban Nagari Pangeran Cakrabuana memiliki tiga istri yakni Nyimas Endang Geulis, Nyimas Ratna Rasajati, dan Nyimas Ratna Riris atau Kencana Larang. Dari tiga istri tersebut Pangeran Cakrabuana mendapatkan 9 anak.

Menurut Naskah Purwaka Caruban, pernikahan Pangeran Cakrabuana dengan Nyimas Endang Geulis melahirkan satu orang anak perempuan yang bernama Nyimas Dalem Pakungwati. Namun dalam Naskah Kuningan Nyimas Dalem Pakungwati adalah putri pertama dari Nyimas Kencana Larang, istri Pangeran Cakrabuana yang lain.

BACA JUGA: Cerita Mistik di Balik Pantangan Anak Keturunan Cirebon Makan Labu Hitam

Nyimas Dalem Pakungwati lahir ketika Pangeran Cakrabuana dan adik perempuannya Rara Santang pergi ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji. Nantinya Nyimas Dalem Pakungwati menikah dengan Syarif Hidayatullah atau yang dikenal sebagai Sunan Gunungjati yang merupakan anak dari Rara Santang dan Syarif Abdullah Umdatuddin Azmatkhan. Syarif Hidayatullah nantinya menjadi penerus dari Pangeran Cakrabuana yang merupakan uwaknya sendiri.

Sementara pernikahan Pangeran Cakrabuana dengan Nyi Rasa Jati menurut Naskah Carita Purwaka Caruban Nagari dan Naskah Kuningan tidak berbeda. Dari pernikahan tersebut lahir tujuh anak perempuan, yakni Rara Konda, Rara Jatimerta, Rara Jamaras, Nyi Mertasinga, Nyi Java Mental, Nyi Jamarta dan Nyi Rasamala.

BACA JUGA: Kerupuk Melarat, Kuliner Khas Cirebon yang Digoreng Pakai Pasir

Pernikahan Pangeran Cakrabuana dengan Nyimas Kencana Larang menurut Naskah Carita Purwaka Caruban Nagari hanya memiliki satu putra. Anak semata wayang tersebut bernama Pangeran Carbon yang berjuluk Manggana Jati.

Sedangkan dalam Naskah Kuningan, Pangeran Cakrabuana hanya memiliki dua istri dan 10 anak, delapan anak perempuan dan dua anak laki-laki. Istri pertama yakni Nyi Rasa Jati yang merupakan putri Syekh Jatiswara yang dikisahkan berasal dari Cempa. Karena itu orang Cirebon menyebutnya Syekh Jatiswara Cempa. Dari perkawinan tersebut lahir tujuh anak perempuan bernama Rara Konda, Rara Jati Merta (Rara Sejati), Rara Jamaras, Nyi Mertasinga, Nyi Japamentar (Nyi Campa), Nyi Jamarta (Nyi Jamaras), dan Nyi Rasamala (Nyi Rasamalasih).

BACA JUGA: Wayang Arjuna Sigeger Dibuat dari Kulit Manusia, Warisan Keraton Cirebon

Sementara dengan istri kedua Pangeran Cakrabuana bernama Nyimas Kencana Larang anak dari Kuwu Cirebon pertama, yaitu Ki Gede Alang-Alang, atau Bramacari Srimaana, seroang Syahbandar Pelabuhan Muara Jati. Hasil perkawinan dengan Nyimas Kencana Larang ini, Pangeran Cakrabuana memperoleh satu puteri dan dua putera, yaitu Nyi Dalem Pakungwati Pangeran Kejaksan/Pangeran Pajebugan dikenal juga dengan nama Arya Mengger, dan Pangeran Pajarakan.

Pada 1479, Pangeran Cakrabuana menyerahkan kekuasaan Negeri Caruban kepada Syarif Hidayatullah dengan gelar Susuhunan artinya orang yang dijunjung tinggi. Setelah memisahkan diri dari Kerajaan Pajajaran, Syekh Syarif Hidayatullah yang ketika itu telah bertakhta di Dalem Agung Pakungwati, sempat ingin mengislamkan Prabu Siliwangi. Namun, upayanya ini gagal.

BACA JUGA: Terpikat Kecantikan Nyai Subang Larang, Benarkah Prabu Siliwangi Masuk Islam?

Pangeran Cakrabuana meninggal dunia pada 1529 dalam pertempuran di Pegunungan Kromong dan Gempol, yang berakhir dengan kemenangan pasukan Cirebon. Panglima perang Galuh, Arya Kiban gugur menyebabkan moral pasukan Galuh turun dan dapat dikalahkan dengan mudah. Pasukan Cirebon lalu bergerak ke Nagari Talaga di selatan. Mereka berhasil menundukkannya dan mengislamkan penduduknya.

BACA JUGA: Sejak Era Tarumanegara dan Hindia Belanda, Jakarta Ditakdirkan untuk Jadi Kota Banjir

.

BACA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:

> Download Video YouTube Jadi MP3 di HP Pakai MP3 Juice, Gratis dan Sangat Simpel

> Apakah Hukum Pajak dalam Islam Haram? Ini Kata Ustadz Khalid Basalamah dan Quraish Shihab

> Apa Itu Demosi dalam Kepolisian? Sanksi yang Diterima Bharada E

>Lebih Aman Mana, Download GB WhatsApp (GB WA) atau Download WhatsApp Original?

> SnapTik: Cara Download Video TikTok Full HD, Bebas Watermark

> Uhang Pandak, Legenda Orang Pendek yang Hidup di Hutan Kerinci Jambi, Pernah Bertemu Marco Polo

> Cara Login Akun Google yang Sudah Logout Lewat HP dan Laptop

> Download GB WhatsApp Terbaru 2023, Gratis Bisa Baca Pesan yang Sudah Dihapus

> SnapTik.App, Download Ribuan Video Viral TikTok, Bebas Watermark, Gratis Bisa dari HP Android

> Download Video TikTok Bebas Watermark, Gratis Pakai SssTikTok

> Savefrom.net: Download Lagu YouTube, Instagram, dan TikTok, Gratis Pakai Sepuasnya

> Jangan Terlalu Sibuk Mengejar Dunia, Gunung-Gunung di Mekkah Arab Saudi Sudah Menghijau

.

TONTON VIDEONYA:

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di KURUSETRA dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

× Image