Gula Tanah Jawa Selamatkan Belanda dari Kebangkrutan Pasca-Perang Diponegoro
PENGHAPUSAN TANAM PAKSA
Pasca penghapusan Tanam Paksa dan kebebasan kepemilikan tanah oleh swasta melalui Undang-Undang Agraria Tahun 1870, investasi asing semakin deras masuk ke Jawa. Penghapusan oleh Pemerintah Hindia Belanda itu membuat pabrik gula diharuskan menanam tebu sendiri dengan sistem sewa tanah dari petani. Pada tahun 1930 industri gula mulai berkembang pesat, sehingga di pulau Jawa terdapat 179 buah pabrik gula dan 16 perusahaan tebu, sehingga Jawa terkenal dengan penghasil tebu kedua setelah Cuba.
Di pesisir utara Jawa Tengah saat itu sudah berdiri puluhan pabrik gula, pabrik pengolahan nila, gudang-gudang kopi dan teh. Salah satu wilayah yang paling banyak memiliki kebun tebu dan pabrik pengolahan tebu menjadi gula adalah Cirebon.
BACA JUGA: Jual Beli Jabatan Sudah Ada Sejak Era Hindia Belanda
Hingga 1865 ada 700 hektar tanaman tebu yang tumbuh di Cirebon. Setelah Undang-Undang Agraria disahkan pemerintah kolonial pada 1870, banyak pengusaha dari Eropa terutama Belanda yang ikut menanamkan modal pada bisnis pengolahan tebu di Cirebon.
Karena letaknya yang strategis, para pengusaha perkebunan menjadikan Cirebon sebagai basis gudang, kantor dagang, dan pabrik. Saat sistem Tanam Paksa untuk tebu sekaligus membebaskan batasan ekspor gula ke Eropa dihapus pada 1878, bisnis gula kian menggeliat.
BACA JUGA: Saat Negara-Negara di Dunia Bangkrut, Kelaparan Melanda Hindia Belanda
Di industri gula mulai merambah Tegal dan sekitarnya sejak Sistem Tanam Paksa/ Cultuurstelsel (1830-1870) diberlakukan. Penanaman tebu di dataran rendah Brebes, Tegal, Pekalongan merupakan perluasan kegiatan bisnis gula Belanda yang telah ada sebelumnya di Cirebon sejak awal abad ke-19.
Ketika perusahaan dagang Nederlandsch Handel Maatschappij didirikan pada 1824 sebagai pengganti VOC, produksi tebu yang awalnya hanya ada di pesisir Jakarta-Banten dipindah ke wilayah timur Cirebon. Hal itu selain karena kecocokan iklim dan tanah, sawah yang luas dan jumlah penduduk memadai sangat mendukung untuk dimulainya pembukaan lahan tebu beserta pabrik pengolahan di Tegal.
BACA JUGA: Penyebab Kereta Anjlok Terungkap, Ternyata Gara-Gara Kerbau
Tak hanya di Cirebon, Tegal dan Pekalongan juga dijadikan sebagai lokasi pembukaan lahan tebu dan pabrik pengolahan. Ada tiga pabrik gula modern di Karesidenan Pekalongan yang dibangun antara 1837-1838.
Tiga pabrik itu adalah Pabrik Gula Sragie di distrik Sragi (sekarang wilayah Pemalang), Pabrik Gula Wonopringgo di distrik Sawangan, dan Pabrik Gula Kalimatie yang terletak di dekat distrik Batang. Pekalongan juga menjadi sentra kopi yang ditanam di dataran sedang wilayah karesidenan selatan (Pekajangan, Bandar Gumiwang, Bandar Sidayu) dan di perbukitan sebelah timur Batang.
.
BACA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
> Download Minecraft PE 1.19.11 Versi Terbaru: Mudah, Cepat, Gratis Update Fitur Baru
> Download Video TikTok Pakai SssTikTok, Gratis, Aman, Mudah Anti-ribet
> MP3 Juice: Gratis Download Lagu/MP3 dari YouTube, Awas Ketagihan
> Download Lagu (MP3) dari YouTube, GratisTinggal Klik Pakai Savefrom.net, Aman dan Gampang
> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab
> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan
> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?
> Download Lagu MP3 Gratis dari YouTube Pakai MP3 Juice Lalu Simpan di HP: Cepat dan Mudah
.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.