Gempa Bumi Guncang Batavia Januari 1699, Pelabuhan Sunda Kelapa Rusak, Tanjung Priok Dibangun
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Sejak awal pembangunan Batavia pada 30 Mei 1619, Pelabuhan Sunda Kelapa yang dibangun di Muara Sungai Ciliwung banyak menimbulkan masalah. Bahkan setelah gempa bumi pada Januari 1699 mengguncang Batavia, pelabuhan berada di Muara Ciliwung ini terendam pasir dan lumpur.
Pada 1827 kapal yang bersandar di Sunda Kelapa semakin jauh dari daratan. Hingga diperlukan perahu-perahu untuk bongkar muat. Akibat biaya bongkar muat yang mahal, pada 1860-an diambil keputusan untuk membangun pelabuhan baru.
BACA JUGA: Humor Gus Dur: Kiai Kelaparan Usai Pengajian Gara-Gara Panitia Lupa Beri Makan
Pada waktu hampir bersamaan, mulai banyak berdatangan kapal uap dari Eropa menggantikan kapal layar. Setelah dilakukan survei yang cukup lama, maka dipilihlah Tanjung Priok, 9 km sebelah timur Pelabuhan Sunda Kelapa sebagai pelabuhan baru.
Pembangunan Pelabuhan Tanjung Priok dimulai Mei 1877 dan baru selesai pada 1885 atau 7,5 tahun setelah dibukanya Terusan Suez. Pembangunan Terusan Suez menyebabkan jarak tempuh pelayaran dapat diperpendek.
BACA JUGA: Saat Negara-Negara di Dunia Bangkrut, Kelaparan Melanda Hindia Belanda
Ketika pelabuhan Sunda Kelapa hendak dipindahkan ke Priok, banyak kantor dagang dan niaga yang berpusat di Jalan Kalibesar yang memprotes. Karena kala itu, jarak dari Jakarta Kota ke Tanjung Priok dianggap cukup jauh.
Di samping itu, ketakutan para pengusaha karena Tanjung Priok merupakan pusat malaria, penyakit mematikan kala itu, hingga mengancam para pekerjanya. Karenanya kantor dagang mereka tetap berada di kawasan Kalibesar yang hingga kini masih kita dapati dan dilestarikan sebagai gedung tua.
Pelabuhan Tanjung Priok membuat kapal-kapal besar bisa bersandar... baca di halaman selanjutnya ya...