Mitos Gerhana Bulan Bikin Orang Jawa Ketakutan
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Hari ini, 8 November 2022 terjadi gerhana bulan total akan berlangsung dan terlihat di beberapa negara, termasuk Indonesia. Fenomena alam ini akan berlangsung mulai pukul 17.59.11 WIB dan berakhir pukul 20.57.43 WIB di Indonesia.
Totalitas gerhana akan berlangsung hampir satu setengah jam saat bumi melintas langsung di antara bulan dan matahari. Bahkan planet Uranus akan terlihat hanya selebar satu jari di atas bulan, menyerupai bintang yang terang.
BACA JUGA: Kisah Pergundikan Pria Belanda dengan Nyai Pribumi, Lahirlah Anak Blasteran Indo-Eropa
Bicara gerhana bulan, bagi orang Indonesia, khususnya masyarakat Jawa, hingga kini masih percaya akan sejumlah mitos. Bahkan mitos itu membuat masyarakat yang percaya akan ketakutan setengah mati.
Gerhana dipercaya muncul karena kehadiran Batara Kala yang memakan bulan atau matahari. Siapa Batara Kala?
BACA JUGA: Ruwatan, Ritual Sakral untuk Buang Sial
Menurut Suwandono dan kawan-kawan dalam Ensiklopedi Wayang Purwa (1991: 265), Batara Kala adalah putra dewa tetapi berwujud raksasa karena terkena kutukan. Batara Kala adalah sosok raksasa jahat yang mengincar nyawa manusia, terutama anak-anak. Diceritakan Batara Kala diam-diam terbang ke surga dan mencuri Tirta Amertasari alias air abadi yang dipercaya bagi siapa saja yang meminum air tersebut akan hidup selamanya.
Namun aksi pencurian tersebut diketahui Batara Surya (Dewa Matahari) dan Batara Candra (Dewa Bulan). Mereka pun melaporkan perbuatan raksasa ini ke Batara Guru, pemimpin para dewa. Belum sempat Tirta Amertasari tertelan oleh Batara Kala, tiba-tiba datang Batara Wisnu (Dewa Pemelihara Alam/Pelindung) yang diutus Batara Guru. Batara Wisnu langsung menebas batang leher Batara Kala.
BACA JUGA: Sejarah Rebo Wekasan dan Mitos Puasa Tolak Bala dalam Tradisi Jawa dan Ajaran Islam
Tubuh Batara Kala jatuh ke bumi, sementara kepalanya tetap melayang di angkasa. Karena itu Batara Kala sangat dendam kepada Batara Surya dan Batara Candra dan selalu mencoba menelan kedua dewa itu setiap ada kesempatan.