Home > Sejarah

Dari Trem ke Motor Listrik, Alternatif Kendaraan karena Harga BBM Naik

Rasisme terjadi saat naik trem, pribumi dilarang naik di gerbong pertama.
Trem listrik yang pernah beroperasi di Jakarta. Foto: IST
Trem listrik yang pernah beroperasi di Jakarta. Foto: IST

CERITA ABAH: Artikel ini adalah warisan berupa tuturan dari sejarawan sekaligus wartawan senior (Almarhum) Alwi Shahab kepada kami dan kami tulis ulang. Selamat Menikmati.

KURUSETRA -- Kenaikan harga BBM membuat masyarakat mulai berpikir beralih ke kendaraan listrik, seperti mobil listrik hingga motor listrik. Sebelum kendaraan listrik berkembang di era sekarang, pada awal 1950-an Jakarta sudah mulai meninggalkan bahan bakar fosil alias batubara dan beralih ke listrik yang dipakai trem.

Pada 1950-an penduduk Jakarta meningkat tajam. Kalau pada tahun 1942 di akhir pemerintahan Hindia Belanda, jumlah penduduk baru 430 ribu jiwa tahun 1950 melonjak jadi dua juta jiwa. Sementara sarana angkutan setelah penyerahan kedaulatan Desember 1949 , sangat kekurangan. Tidak heran kalau trem listrik angkutan utama kala itu, selalu dipenuhi penumpang.

BACA JUGA: Rakyat Indonesia Hidup Susah dari Perang Diponegoro, Inflasi Zaman Soekarno, Krismon Era Soeharto

Seperti Kereta Rel Listrik (KRL), warga Ibu Kota rela saling berdesakan naik trem, karena harganya yang murah. Sampai mereka rela bertengger di jendela-jendela. Trem listrik merupakan salah satu keunikan Kota Jakarta di masa lalu yang kini telah sirna, yang meluncur di jalan-jalan utama.

Kala itu, trem yang terdiri dari dua gerbong terdiri dari kelas I dan kelas II. Kelas I khusus warga Belanda, yang kala itu umumnya bekerja di Jakarta Kota. Mereka umumnya pergi dan kembali dari kantor naik trem, karena angkutan ini kala itu masih nyaman dan lebih praktis. Maklum mereka yang memiliki mobil belum banyak.

BACA JUGA: Cobain Download Lagu Pakai FreeMP3Downloads, Situs Alternatif MP3 Juice: Cepat dan Gratis

× Image