Home > Sejarah

Harga BBM Naik, Krisis Beras, Saking Susahnya Rakyat Makan Nasi Aking dan Bekicot di Zaman Jepang

Rakyat hidup susah, dipaksa bekerja hingga sakit dan kekurangan gizi pada masa penjajahan Jepang.

Di masa akhir pendudukan Jepang, untuk membeli beras orang harus membawa uang di bakul karena begitu tidak berharganya uang. Pokoknya, jangan sampai terjadi lagi kesulitan ekonomi seperti pada zaman Jepang.

Harga beras dan kebutuhan pokok juga meroket pada masa Bung Karno. Harian Sin Po edisi 3 Januari 1960 mengumumkan pemerintah menaikkan harga bensin sebesar 94 sen per liter dari harga lama 1,6 perak menjadi dua perak per liter.

BACA JUGA: Cerita Gus Dur Makan Mie Instan di Jepang demi Ngirit Uang Saku

Pemerintah Jepang juga memperingatkan para pengusaha angkutan tidak boleh menaikkan tarif angkutan. Ketika itu, harga rokok putih seperti Escort, Kansas, Kresta dan Lancer, 7,5 perak per bungkus. Sedangkan Commodore dan Wembley 9,5 perak.

Rupanya, akibat kenaikan bensin, timbul keresahan dalam masyarakat, terutama akibat kenaikan harga beras. Hingga Menteri Inti Distribusi Dr Leimena menganjurkan agar rakyat tenang. Sementara, Bung Karno mengatakan, gerutuan rakyat sekarang ialah mangan sandang dan bukan bersandang pangan.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Orang Jepang Sombong Mati Kutu di Depan Sopir Taksi

Sedangkan PM Juanda yakin pemerintah telah meletakkan fondasi sehat dalam bidang ekonomi, ketika menanggapi ter jadinya kenaikan harga-harga. Harian Sin Po (11/1-1960) memberitakan beras di Surabaya menghilang dari pasaran. Kalaupun ada harganya sudah melonjak antara 10-11 perak per liter.

Saya menikah pada Desember 1961, saat masyarakat banyak yang makan bubur atau makan nasi campur jagung, karena tingginya harga beras. Seperti juga di masa pemerintahan sekarang, antre beras dan minyak tanah juga terjadi di mana-mana.

BACA JUGA: Miyabi Datangi Bali, Jadi Teringat Soekarno Tawarkan Wanita Indonesia Jadi Budak Seks Tentara Jepang

Tapi Bung Karno yakin bahwa Indonesia adalah negara yang makmur gemah ripah loh jinawi. Karenanya, pada pidatonya, 17 Agustus 1964, ia memerintahkan untuk tidak impor beras lagi. Sementara, harga beras makin melonjak.

.

TONTON VIDEO PILIHAN:

.

BACA BERITA MENARIK LAINNYA:
> YTMP3: Download Lagu (MP3) Gratis dari Video YouTube: Cepat dan Mudah

> Humor NU: Orang Muhammadiyah Ikut Tahlilan Tapi Gak Bawa Pulang Berkat, Diledek Makan di Tempat Saja

> Bolehkah Makan Nasi Berkat dari Acara Tahlilan? Halal Bisa Jadi Haram

> Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"

> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah

> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU

> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama

> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab

> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan

> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

× Image