Humor Gus Dur: Saat Kuliah di Mesir Gus Dur Pelihara Banyak Kucing Biar Dapat Ayam Gratis
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Sudah sejak muda KH Abdurrahman Wahid dikenal memiliki banyak akal. Salah satu cerita yang melegenda adalah saat Gus Dur kuliah di Al Azhar, Kairo, Mesir dan harus putar otak untuk menghemat uang kiriman dari Indonesia.
Di Negeri Piramida tersebut, Gus Dur pernah menjadi anak kos dan satu kamar dengan Gus Mus. Sebagai "sesepuh" santri Indonesia, Gus Dur tahu mahasiswa Indonesia di Kairo sering menghemat uang untuk makan. Gus Dur pun tidak kehabisan akal untuk agar teman-temannya tetap makan enak bahkan dengan tanpa mengeluarkan uang.
BACA JUGA: Humor Gus Dur: Kiai Pendiri Gontor Dolan Malah Disuguhi Kopi Celana Dalam
Dinukil dari buku Gus Dur dalam Obrolan Gus Mus karya KH Husein Muhammad, Gus Dur ketika kuliah di Mesir sering memasak ayam. Walau yang dimasak adalah bagian-bagian yang dibuang seperti ceker, sayap, kepala dan jeroan ayam. Namun bagi mahasiswa yang merantau apalagi yang anggaran makannya terbatas, menu itu tentu cukup mewah. Karena itu, teman-teman Gus Dur selalu senang ketika mereka diajak makan.
Saban sore, Gus Dur pergi ke pasar untuk pergi ke kios penjual ayam potong. Gus Dur lalu meminta ceker, sayap, kepala, dan jeroan kepada penjualnya. Gus Dur tahu bagian-bagian tubuh itu biasanya akan dibuang karena tidak laku dijual.
BACA JUGA: 8 Agustus Hari Kucing Internasional, Begini Sejarahnya
Melihat peluang itulah, Gus Dur berharap bisa mendapatkan bagian-bagian ayam tersebut secara gratis.
"Untuk apa, ya sayyidi?" tanya penjual ayam tersebut kepada Gus Dur.
”Untuk makanan kucing di rumah," jawab Gus Dur saat ditanya alasan mengapa meminta bagian-bagian yang biasanya menjadi limbah tersebut.
BACA JUGA: 4 Cara Melacak Lokasi HP Lewat Internet, Bisa Dipakai Ketika HP Hilang atau Dicuri
”Lakin Inta ta’khudz Kitir Awi (Tapi Anda kok mintanya banyak sekali),” kata si penjual ayam di Mesir itu.
”’Aiwah, alasyan Itat Kitsir awi’ (Ya, karena kucingnya banyak sekali),” jawab Gus Dur sembari menahan tawa.