Home > Sejarah

VOC Buang Penjahat dan Gelandangan Keturunan China ke Sri Lanka

Delapan puluh ribu buruh keturunan China di-PHK dan menjadi pengangguran setelah pabrik gula di Batavia bangkrut.
Perkampungan China di Batavia.
Perkampungan China di Batavia.

CERITA ABAH: Artikel ini adalah warisan berupa tuturan dari sejarawan sekaligus wartawan senior (Almarhum) Alwi Shahab kepada kami dan kami tulis ulang. Selamat Menikmati.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Etnis Cina di Indonesia disebut sebagai yang terbesar di Asia Tenggara. Namun meski sudah hidup turun temurun selama berabad-abad, nyatanya warga keturunan Tionghoa tidak hanya mendapatkan pengalaman hidup yang menyenangkan, ada juga kisah kelam yang melanda etnis mereka.

Seperti, pada tahun 1740 yang menurut para sejarawan merupakan noda paling hitam di Jakarta. Data kontemporer menyebutkan tidak kurang 10 ribu orang China — pria, wanita, lansia sampai bayi yang baru lahir — telah dibantai oleh VOC secara kejam.

Kasus pembantaian terhadap etnis China itu ratusan kali lebih dahsyat dari kerusuhan Mei 1998 di Jakarta dan Solo. Nama Kali Angke (dalam Mandarin berarti Kali Merah) menjadi kenangan bahwa kali yang berdekatan dengan Glodok ini saat itu telah menjadi merah karena darah.

BACA JUGA: Banten Pintu Masuk Bangsa Eropa Jajah Indonesia

Peristiwa kekejaman itu dimulai ketika orang-orang China yang mencari peruntungan di Batavia jumlahnya mencapai 80 ribu orang. Banyak di antara mereka yang bekerja di pabrik-pabrik gula yang masa itu merupakan penghasilan bidang perkebunan terbesar di Jakarta.

Sayangnya, tiba-tiba harga gula di pasaran internasional menurun drastis akibat membludaknya gula Malabar (India). Pabrik-pabrik gula di Batavia bangkrut, sehingga banyak warga China yang menjadi penganggur dan gelandangan. Dampaknya, kriminalitas di Batavia meningkat tajam.

BACA JUGA: Israel Pernah Bikin Indonesia Gagal ke Piala Dunia 1958, Bagaimana dengan Piala Dunia U-20 2023?

× Image