Jakarta Surga Seks: Bisnis Seks dan Miras Berkedok Karaoke, Diskotik, Hingga Pijat Rileksasi
CERITA ABAH: Artikel ini adalah warisan berupa tuturan dari sejarawan sekaligus wartawan senior (Almarhum) Alwi Shahab kepada kami dan kami tulis ulang. Selamat Menikmati.
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Mencuatnya kasus Holywings yang menghina dua agama besar di Indonesia, Islam dan Nasrani dengan menyandingkan nama Nabi Muhammad dan Bunda Maria dengan promo sebotol minuman keras (miras). Dalam kasus ini, Holywings sudah kebablasan dalam melakukan promo.
Kasus Holywings mengingatkan kita tentang polemik RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP). Dalam kaitan dengan RUU APP, saya ingin sedikit mengutip pengamatan Moammar Emka, penulis buku Jakarta Undercover dan pemerhati kehidupan malam, ketika beberapa waktu bersama saya jadi pembicara dalam Program Persiapan Calon Pemimpin DPW PKS DKI Jakarta beberapa tahun lalu.
BACA JUGA: MP3 Juice, Cepat dan Gratis Download dan Ubah Video YouTube Jadi MP3 (Lagu)
Jakarta sebagai kota metropolitan (dan kota-kota besar lainnya), tak lepas dari kehidupan malamnya. Ratusan tempat hiburan malam berlomba-lomba membuka pintu lebar-lebar dengan aneka menu spesial menggoda, dari kafe, bar, pub, diskotek, karaoke sampai klub. Nafas kehidupan malam itu, pada akhirnya juga menghembuskan bau lain yang tak sedap karena dalam prakteknya tak semua tempat hiburan beroperasi sebagaimana mestinya.
Diskotek kini tak hanya sebagai ajang berdisko semata, tapi juga sebagai ajang untuk meneguk kenikmatan ‘surga ekstasi dan seks’. Karaoke tak lagi sebagai tempat rileksasi ditemani ladies-escort, tapi juga sebagai private room untuk mendapat layanan spesial dari penari striptis, seks shashimi sampai kencam one short time.
BACA JUGA: Sekum Muhammadiyah: Promo Miras Holywings Pakai Nama Muhammad-Maria Bentuk Sikap Ekstrimisme