Soekarno: Cara Hatta Berjuang Baru Tercapai Bila Dunia Kiamat
Bung Karno pada masa demokrasi terpimpin sering mengeritik hasil Konperensi Medja Bundar (KMB) di Den Haag di mana delegasi Indonesia dipimpin diwakili oleh Bung Hatta. Sebagai hasil KMB akhir Desember 1949, Indonesia dan Belanda menyetujui pembentukan negara Republik Indonesia Serikat (RIS), yang berbentuk negara federal.
Menurut Bung Karno, akibat kompromi-kompromi mental inilah yang mengakibatkan memburuknya keadaan pada 1950-1962. Kedua proklamirkan kemerdekaan ini bahkan mengakui beda pendapat dan pendirian terjadi sejak tahun 1930’an saat keduanya menggerakan perjuangan kemerdekaan.
BACA JUGA: Humor Gus Dur: Ke Bioskop Disalami Semua Penonton, Salaman Belum Rampung Film Sudah Selesai
”Hatta berlainan sekali denganku dalam sifat dan pembawaan,” kata Presiden Sukarno dalam bukunya Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat karangan Cindy Adams. Tapi, Bung Karno sendiri, termasuk pada masa jayanya PKI tetap memuji Bung Hatta selama perjuangannya itu.
Dalam perjuangan di masa itu, menurut Bung Karno, Hatta menekankan pada kader-kader, sedangkan ia lebih memilih mendatangi secara langsung rakyat jelata dan membakar hati mereka seperti yang selama ini dilakukannya. Menurut Bung Karno, cara yang dilakukan Hatta memerlukan waktu sangat lama dan ‘baru tercapai bila dunia kiamat’.
BACA JUGA: Panas Dingin Hubungan Gus Dur-Habib Rizieq, Ejekan Buta Mata Buta Hati Dibalas Sebutan Teroris Lokal
Tapi Hatta tetap pada pendirian melakukan perjuangan melalui pendidikan praktis kepada rakyat. Cara ini, menurutnya lebih baik dari atas dasar daya tarik pribadi seorang pemimpin seperti yang dilakukan Bung Karno. Hingga apabila pimpinan atasan tidak ada, praktis tetap berjalan dengan pimpinan bawahan. Karena selama ini, kata Hatta waktu itu, kalau Sukarno tidak ada, praktis partai tidak berjalan.