Home > Legenda

5 Mitos Cara Usir Hujan, Dari Tancapkan Lidi Sampai Buang Celana Dalam ke Atap Rumah

Indonesia dan sejumlah negara memiliki mitos yang kerap dilakukan untuk menangkal hujan, yang paling terkenal adalah membuang celana dalam ke atap rumah.
Pawang hujan. Indonesia dan sejumlah negara memiliki mitos yang kerap dilakukan untuk menangkal hujan. Foto: Republika.
Pawang hujan. Indonesia dan sejumlah negara memiliki mitos yang kerap dilakukan untuk menangkal hujan. Foto: Republika.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Indonesia memiliki tradisi dan budaya, termasuk kepercayaan kepada mitos meski mayoritas penduduknya beragama Islam. Salah satu contohnya adalah kepercayaan terhadap pawang hujan yang sedang ramai jadi bahan pembicaraan. Dalam tradisi Indonesia, sejumlah ritual kerap dilakukan untuk mengusir datangnya hujan seperti yang dilakukan Mba Rara, sang pawang hujan di Sirkuit Internasional Mandalika.

1. Buang Celana Dalam ke Atap Rumah

Ini adalah mitos yang paling sering kita dengar untuk menangkal hujan. Terdengar nyeleneh memang, tetapi ritual ini kerap dilakukan para pawang hujan.

BACA JUGA: Sirkuit Mandalika Gunakan Pawang Hujan, Bagaimana Hukumnya dalam Islam?

Konon, membuang celana dalam ke atap rumah membuat awan melarikan diri. Catatannya, celana dalam yang dibuang ke atap rumah harus baru, bukan celana dalam bekas. Apalagi celana dalam kotor yang belum dicuci.

2. Tancapkan Lidi

Cara ini kerap dilakukan masyarakat di sejumlah daerah. Yang masih percaya akan menusukan lidi ke sejumlah bumbu dapur, yakni bawang merah, cabai, dan bawang putih.

BACA JUGA: Pawang Hujan Mandalika, Ustadz Khalid Basalamah: Pawang Hujan Itu Dukun, Haram Hukumnya dalam Islam

Lidi yang ditusuk ke bumbu dapur tersebut harus posisi vertikal dan ditancapkan ke tanah. Metode ini sering digunakan para petani ketika langit mulai gelap. Biasanya bahan yang digunakan adalah bahan dari hasil panen mereka.

3. Tak Mandi Saat Acara

Bagi yang masih percaya mitos, penyelenggara acara memilih tidak mandi ketika acara berlangsung. Tujuannya adalah agar acara berjalan lancar tanpa adanya hujan.

BACA JUGA: Humor NU: Orang Madura Protes Jembatan Suramadu Pakai Beton Bukan Besi Jadi tak Bisa Dijual 4

Mitos yang beredar di banyak lapisan masyarakat adalah, jika si pemilik acara melanggar pantangan tersebut dan memilih mandi, hujan badai akan datang di acara tersebut. Karena itu, tak sedikit yang memilih hanya mencuti muka dengan sedikit air ketika acara berlangsung. Agar tidak bau, biasanya mereka menyemprotkan minyak wangi cukup banyak.

4. Gantungkan Boneka Hujan

Anda yang pernah menonton film atau kartun Jepang pasti sesekali pernah melihat rakyat negeri sakura tersebut menggantungkan boneka berwarna putih di langit-langit teras rumah atau halaman rumah. Boneka bernama Teru Teru Bozu itu dipercaya rakyat Jepang mampu mengusir hujan.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Dikritik Tangannya Dicium Ibu-Ibu Pengajian, Dijawab Gak Mungkin Saya Nikahi Semua

Namun, boneka berukuran kecil ini sedikit seram karena bentuknya seperti hantu. Meski begitu bahan yang digunakan membuat boneka ini terbilang mudah, hanya butuh kain perca putih dan tali.

5. Tarian Pengusir Hujan

Jika di Jepang ada boneka Teru Teru Buzo, dan di Indonesia melempar celana dalam, penduduk asli Amerika juga memiliki ritual pengusir hujan. Nama ritual tersebut adalah tarian pengusir hujan.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Jenderal Orba Menang Lomba Tebak Umur Mumi, Caranya Dipukulin Sampai Ngaku Sendiri

Tarian ini melibatkan sejumlah penari, termasuk sang pawang hujan. Biasanya ritual ini dilakukan ketika sebelum acara besar digelar.

HUKUM MEMAKAI JASA PAWANG HUJAN DALAM ISLAM

Praktik menggunakan pawang hujan sudah biasa digunakan di sejumlah daerah Indonesia. Apalagi saat musim hujan beberapa orang yang disebut pawang akan menggeser atau memindahkan hujan demi kelancaran suatu acara.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Cara Bikin Rakyat Bahagia Itu Lempar Presiden dari Pesawat

Ustadz Khalid Basalamah menegaskan penggunaan pawang hujan adalah haram hukumnya dalam Islam. Ustadz Khalid berkata jika pawang hujan adalah dukun yang tidak boleh dipercaya. Meskipun mereka berkedok memakai bacaan-bacaan Alquran.

"Pawang hujan itu dukun nggak boleh dipercaya haram dalam Islam. Walau pun mereka pakai bacaan-bacaan Alquran jangan percaya," kata Ustadz Khalid Basalamah.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Bertemu PM Mesir Juru Catat Bingung, Apa yang Dicatat Gus Dur Hanya Cerita Lucu

Pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah, KH Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya mengatakan pawang hujan dalam Islam merupakan tindakan terlarang. “Haram, tidak boleh (menggunakan pawang hujan)," kata Buya Yahya dalam satu tayangan di Youtube Al-Bahjah.

Menurut Buya Yahya, pawang hujan itu seorang dukun sehingga dipakai untuk mengusir mendung. Padahal, Rasulullah tidak membenarkan umatnya mendatangi apalagi bertanya kepada dukun.

BACA JUGA: Setelah Nasi Padang Diharamkan, Kini Makan Pakai Sumpit Disebut Haram untuk Umat Islam

"Pawang itu dukun kan, pakai komat kamit mengusir mendung. Ini tidak dibenarkan kalau urusan dukun. Nabi Muhammad tidak akan ridha,”

Tak hanya Buya Yahya saja, pendapat serupa disampaikan Ustadz Abdul Somad (UAS). Tokoh Perubahan Republika ini menegaskan menggunakan pawang hujan dalam Islam adalah haram.

BACA JUGA: Gus Dur Tergila-gila Nasi Padang yang Diboikot dan Diharamkan

“Dia [pawang hujan] minta kepada jin, minta kepada jin. Setan itu hukumnya haram,” tegas dia.

PAWANG HUJAN DI MANDALIKA
Hingga pukul 15.20 WITA, hujan deras masih mengguyur Mandalika International Street Circuit, Ahad (20/3/2022). Penyelenggara pun masih memutuskan menunda dimulainya start balap motor paling bergengsi di dunia tersebut.

Seperti diberitakan Republika.co.id, pihak penyelenggara pun mencoba mengatasi hal tersebut. Karena hujan tak kunjung reda, seorang yang dipercaya sebagai pawang hujan akhirnya turun tangan.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Tangan Kiai Keluar Jendela Mobil Bukan Takut Luka Takut Tiang Listrik Roboh

Seorang perempuan tampak berjalan di sekitar paddock sambil memukul bejana perunggu kecil yang dipegangnya. Selain bejana tersebut, terlihat juga ada pemukul kecil dan dupa. Ritual ini diyakini dapat menghentikan hujan yang masih cukup deras.

Hujan deras tiba-tiba turun sekitar pukul 14.20 WITA. Padahal, sejak pagi hingga siang tadi, cuaca di sirkuit sangat panas. Bahkan, hal ini memaksa penyelenggara mengurangi jumlah lap pada race Moto2. Race yang sebelumnya direncanakan dilakukan dengan 25 lap kemudian diputuskan untuk dikurangi menjadi 16 lap.

BACA JUGA: Saat Wayang Diharamkan, Logo Halal Diwayangkan

Kondisi ini dipastikan bakal memengaruhi jalannya balap. Tim pun harus menyesuaikan setelan mesin dan ban dengan adanya perubahan cuaca secara tiba-tiba ini. Apalagi, jika melihat pengalaman yang terjadi pada satu hari sebelumnya, Sabtu (19/3/2022).

Ketika itu, hujan sempat turun pada pagi hari dan cuaca mendung menyelimuti Mandalika hingga sore hari. Pada hari itu juga, banyak pembalap yang terpeleset dan bahkan jatuh saat melakukan latihan dan kualifikasi.

BACA JUGA: Sujiwo Tejo: Babi Saja Buatan Tuhan Diharamkan, Apalagi Wayang Buatan Manusia

Juara dunia delapan kali Marc Marquez pun bahkan sampai jatuh dua kali pada sesi kualifikasi, kemarin. Lantaran itu pula Marquez gagal mencatatkan waktu terbaik dan terpaksa harus memulai race dari posisi start ke-14.

JANGAN LEWATKAN ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
> Humor Gus Dur: Jenderal Orba Menang Lomba Tebak Umur Mumi, Caranya Dipukulin Sampai Ngaku Sendiri

> Sejarah Sumpit yang Diharamkan Dipakai Umat Islam untuk Makan

>Tak Perlu Pakai Pawang, Begini Cara Muhammadiyah Cegah Hujan

> Pawang Hujan Mandalika, Ustadz Khalid Basalamah: Pawang Hujan Itu Dukun, Haram Hukumnya dalam Islam

> Humor Gus Dur: Gara-Gara Dikirimi PSK, Gus Dur Terpaksa Tidur di Sofa

> Humor Gus Dur: Bertemu PM Mesir Juru Catat Bingung, Apa yang Dicatat Gus Dur Hanya Cerita Lucu

> Humor Gus Dur: Dikritik Tangannya Dicium Ibu-Ibu Pengajian, Dijawab Gak Mungkin Saya Nikahi Semua

> Humor Gus Dur: Cak Nun Batal Temani Soeharto Tobat Gara-Gara Dikerjain Gus Dur

TONTON VIDEO PILIHAN UNTUK ANDA:

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

× Image