Home > Budaya

Kerupuk Melarat, Kuliner Khas Cirebon yang Digoreng Pakai Pasir

Orang Cirebon menggoreng kerupuk melarat menggunakan pasir karena di zaman perang rakyat kesulitan mendapatkan minyak goreng.
Orang Cirebon menggoreng kerupuk melarat menggunakan pasir karena di zaman perang rakyat kesulitan mendapatkan minyak goreng. Foto: IST.
Orang Cirebon menggoreng kerupuk melarat menggunakan pasir karena di zaman perang rakyat kesulitan mendapatkan minyak goreng. Foto: IST.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Jika Anda melewati Jalan Raya Pantura sejak Indramayu hingga memasuki Cirebon, Anda akan menemukan puluhan pedagang makanan di pinggir jalan yang bisa dijadikan oleh-oleh. Dari sederet makanan tersebut, Anda tentu pernah melihat kerupuk warna-warni yang dibungkus plastik bening untuk merayu para pelintas untuk membelinya. Makanan itu adalah kerupuk melarat.

Kerupuk melarat bisa dibilang sebagai makanan ikonik selain empal gentong. Apalagi makanan ini menjadi makanan alternatif bagi warga Cirebon sejak era perang, tepatnya di masa penjajahan Belanda pada 1920-an.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Dikritik Tangannya Dicium Ibu-Ibu Pengajian, Dijawab Gak Mungkin Saya Nikahi Semua

Sedulur tentu tahu berita tentang kelangkaan minyak goreng dan mahalnya harga minyak goreng saat ini, bukan. Bahkan Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri sampai heran para ibu rela antre demi mendapatkan minyak goreng murah. Padahal menurut Megawati ada banyak alternatif memasak selain menggoreng.

Kerupuk melarat lahir juga berkat situasi serupa. Ketika itu di masa penjajahan banyak rakyat yang tidak memiliki minyak untuk memasak karena depresi ekonomi yang melanda negara jajahan seperti Indonesia. Karena itu, inovasi pun dilakukan rakyat untuk bertahan hidup.

BACA JUGA: Setelah Nasi Padang Diharamkan, Kini Makan Pakai Sumpit Disebut Haram untuk Umat Islam

Masyarakat lalu melakukan inovasi menggoreng kerupuk yang saat itu dianggap camilan sisa menggunakan pasir khusus, bukan pakai minyak goreng. Cara unik ini akhirnya menjadi ciri khas kerupuk melarat.

Setelah uji coba, ternyata rasa kerupuk yang digoreng menggunakan pasir tidak kalah renyah dan gurih daripada menggoreng menggunakan minyak. Namun, pasir yang digunakan untuk menggoreng bukan sembarang pasir. Masyarakat Pantura Cirebon menggunakan pasir pegunungan yang sudah melewati proses penyaringan sehingga bebas batu.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Bertemu PM Mesir Juru Catat Bingung, Apa yang Dicatat Gus Dur Hanya Cerita Lucu

Pasir yang sudah halus lalu dicuci agar bebas dari tanah liat. Lalu pasir dijemur untuk menghasilkan pasir yang kering dan bersih.

Kerupuk Melarat. Foto: IST
Kerupuk Melarat. Foto: IST

KERUPUK UPIL
Selain dikenal dengan nama kerupuk melarat, makanan ini juga disebut sebagai kerupuk upil. Namun, nama asli makanan ini adalah kerupuk mares. Nama "mares" artinya lemah atau tanah/pasir kasar dalam bahasa Cirebon-Jawa. Namun nama itu berubah menjadi kerupuk melarat sekitar 1980-an.

Proses memasak dengan cara disangrai menggunakan pasir menjadi latar belakang nama kerupuk melarat. Namun siapa sangka ternyata kerupuk melarat yang berwarna merah muda, kuning, dan putih digemari masyarakat Cirebon. Apalagi karena disangrai menggunakan pasir, kerupuk melarat rendah kolesterol dan bebas bahan pewarna.

JANGAN LEWATKAN ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
> Humor Gus Dur: Jenderal Orba Menang Lomba Tebak Umur Mumi, Caranya Dipukulin Sampai Ngaku Sendiri

> Sejarah Sumpit yang Diharamkan Dipakai Umat Islam untuk Makan

>Tak Perlu Pakai Pawang, Begini Cara Muhammadiyah Cegah Hujan

> Pawang Hujan Mandalika, Ustadz Khalid Basalamah: Pawang Hujan Itu Dukun, Haram Hukumnya dalam Islam

> Humor Gus Dur: Gara-Gara Dikirimi PSK, Gus Dur Terpaksa Tidur di Sofa

> Humor Gus Dur: Presiden Israel Tertawa Topi Yahudi Disebut BH yang Dibelah Dua

> Humor Gus Dur: OPM Kibarkan Bendera Bintang Kejora, Anggap Saja Umbul-Umbul Sepak Bola

> Humor Gus Dur: Cak Nun Batal Temani Soeharto Tobat Gara-Gara Dikerjain Gus Dur

TONTON VIDEO PILIHAN UNTUK ANDA:

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

× Image