Home > Sejarah

KH Ahmad Dahlan KH Hasyim Asyari Bersahabat, Muhammadiyah dan NU Sebenarnya Satu Guru Satu Ilmu

KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asyari adalah dua orang sahabat yang belajar pada guru yang sama.
 Kiai Dahlan dan Kiai Hasyim Bersahabat. Pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan (kiri) dan Pendiri NU, KH Hasyim Asyari (kanan) adalah dua orang sahabat yang belajar pada guru yang sama. Foto: Tangkapan layar.
Kiai Dahlan dan Kiai Hasyim Bersahabat. Pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan (kiri) dan Pendiri NU, KH Hasyim Asyari (kanan) adalah dua orang sahabat yang belajar pada guru yang sama. Foto: Tangkapan layar.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Masyarakat awam melihat Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah tidak pernah sejalan. Masalah khilafiyah di ilmu fiqih seolah-olah menjadi pemisah antara dua ormas terbesar di Indonesia tersebut. Padahal, jika mundur ke belakang, pendiri NU dan pendiri Muhammadiyah lahir dari rahim guru yang sama.

KH Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah dan KH Hasyim Asyari sebagai pendiri NU adalah dua orang sahabat. Tidak hanya bersahabat, keduanya dua kali pernah belajar dari satu guru yang sama, alias "satu guru satu ilmu".

BACA JUGA: KH Ahmad Dahlan Lelang Sarung, Baju, Hingga Lemari untuk Menggaji Guru Muhammadiyah

Kendati berbeda pada beberapa hal prinsip tentang ajaran agama Islam, ternyata pendiri kedua organisasi Islam terbesar di Nusantara ini punya kedekatan sejak kecil. Tidak hanya bersahabat, melainkan juga dua kali pernah belajar pada satu guru alias ‘satu guru satu ilmu’.

Mbah Dahlan dan Mbah Hasyim keduanya pernah menjadi santri KH Soleh Darat di Semarang. Bahkan, KH Ahmad Dahlan yang memiliki nama lahir Muhammad Darwisy itu pernah satu kamar asrama pesantren dengan KH Hasyim Asy’ari.

BACA JUGA: Mengapa Orang Muhammadiyah tidak Tahlilan?

Keduanya juga pernah dipertemukan saat berguru ke Haji Rosul alias H Abdul Karim Amrullah (pendiri Sumatra Thawalib, sekolah Islam modern pertama di Indonesia) dan Syekh Muhammad Djamil Djambek. Kedekatan keduanya pun bisa dilihat dengan panggilan Kiai Dahlan dan Kiai Hasyim.

Darwis muda yang lebih tua dua tahun memanggil Hasyim Asy’ari dengan sebutan “Adi (Adik) Hasyim”. Sementara Hasyim Asy’ari memanggil Darwis dengan sebutan “Mas (kakak) Darwis”.

BACA JUGA: Gus Dur Nonton Wayang Ngumpet-Ngumpet karena Takut Diomelin Mbah Hasyim

Ikatan persaudaraan keduanya tidak hanya terjadi saat belajar di Indonesia saja. Saat menimba ilmu di Mekkah, Arab Saudi pada 1903, keduanya sama-sama belajar dari guru yang sama, yakni Syekh Ahmad Khatib, Imam Besar Masjidil Haram.

Karena itu, meski ketika kembali ke Tanah Air keduanya memilih jalan perjuangan yang berbeda, nyatanya Kiai Dahlan dan Kiai Hasyim mendapatkan ilmu dari sumber mata air yang sama. Maka rasanya tak perlu lagi ada saling ejek antara warga Muhammadiyah dengan kaum Nahdliyin.

.

JANGAN LEWATKAN ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
> Logo Halal Gunungan Wayang, Muncul Logo Halal Seperti Lambang Rumah Makan Nasi Padang

> 7 Menu Jagoan Nasi Padang yang Diharamkan

> Rendang Nasi Padang Makanan Terenak Nomor Satu di Dunia, Yakin Mau Diharamkan?

> Restoran Nasi Padang Ada Sejak Zaman Belanda, Kok Baru Sekarang Diharamkan

> Humor Gus Dur: Jauh-Jauh ke Eropa Makannya Rendang Nasi Padang, Kapan Spagetinya?

TONTON VIDEO PILIHAN UNTUK ANDA:

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

× Image