Sejak Kapal Uap dan Terusan Suez Beroperasi, Bangsa Eropa Makin Banyak ke Batavia
CERITA ABAH: Artikel ini adalah warisan berupa tuturan dari sejarawan sekaligus wartawan senior (Almarhum) Alwi Shahab kepada kami dan kami tulis ulang. Selamat Menikmati.
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Sebuah foto yang diabadikan fotografer Woodbury & Page pada 1872 menjadi saksi sejarah menggambarkan perusahaan gas yang dikelola The Nederlandsch Indische Maatschappij. Lokasi perusahaan gas ini berada di Jl Ketapang (kini Jl KH Zainul Arifin) di Jalan Gajah Madah dekat Krukut Jakarta Barat.
Pembangunan pabrik gas dimulai ketika Nopember 1859 pemerintah Hindia Belanda memberikan kewenangan pada perusahaan L.J. Emhoven & Co dari Den Haag, Belanda untuk membangun penerangan gas di Batavia dan Meester Cornelis (Jatinegara), yang ketika itu masing-masing berdiri sendiri-sendiri. Pembangunannya selesai pada 1861 dan penyaluran gas dilakukan oleh perusahaan milik Belanda: Nederlands Indies Gas Company, yang sampai kini masih berlokasi di Gang Ketapang.
BACA JUGA: Benyamin Sueb: Coba Kalo Jakarta Itu di Padang, Kan Sulit Dibangun karena Adatnya Kuat
Sebelum energi listrik dipakai secara luas, pada waktu itu gas buatan telah banyak dimanfaatkan sebagai proses energi di tempat-tempat umum. Energi gas mulai dioperasikan pertama kali di Batavia di kediaman gubernur jenderal (kini Istana Negara) di Risjwijk (kini Jalan Veteran).
Istana Negara semula merupakan perumahan pribadi milik J.A. van Braan. Kediamannya ini sangat luas hingga ke Medan Merdeka Utara (kini Istana Merdeka). Lalu dibeli oleh pemerintah untuk dijadikan kediaman gubernur jenderal.
BACA JUGA: Restoran Nasi Padang Ada Sejak Zaman Belanda, Kok Baru Sekarang Diharamkan
Beroperasi gas ke rumah-rumah, perkantoran dan tempat rekreasi membuat gairah kehidupan masyarakat Batavia, terutama kehidupan di malam hari. Maka bermunculanlah tempat-tempat hiburan malam di Batavia, sementara dengan munculnya kapal uap dan kemudian pembukaan Terusan Suez, makin banyak warga Belanda dan Eropa berdatangan ke Batavia.
Pelayanan gas juga ikut mendongkrak industri yang makin banyak bermunculan. Orang-orang Eropa ini banyak membangun rumah semacam bungalow dengan pekarangan luas.
BACA JUGA: Sama-Sama Ditolak GP Ansor dan Bermarga Basalamah, Apakah Ustadz Khalid dan Ustadz Syafiq Kakak Adik
Gaya hidup orang Eropa digambarkan tak berbeda dengan kehidupan Eropa. Mereka menciptakan gaya hidup rekreasi yang serupa dengan di tempat asalnya.
Kembali kepada pengelolaan industri gas, bersamaan dengan nasionalisasi perusahaan-perusahaan milik Belanda pada 1958, pemerintah mengambil alih usaha tersebut yang telah berlangsung selama seabad. Sampai tahun 1960-an meskipun energi listrik sudah lama ada, tapi masih banyak rumah-rumah yang menggunakan gas.
BACA JUGA: Berani-beraninya Cak Nun Marahi Anak Soeharto di Acara Live Televisi
Di Jakarta pemakaian minyak tanah oleh warga satu juta liter. Pada 2007, subsidi yang dikeluarkan untuk pemakaian minyak tanah Rp 4 triliun per tahun atau setara Rp 4 ribu per liter.
JANGAN LEWATKAN ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
> Humor Gus Dur: Kuli di Jeddah Berantem Pakai Bahasa Arab, Dikira Jamaah Indonesia Sedang Berdoa
> Humor Gus Dur: Anak Kiai Kok Ambil Jurusan Psikolog, Dijawab Soalnya Orang NU Banyak yang Gendeng
> Humor Gus Dur: Kenapa tak Ada Piano di Masjid, Sandal Aja Hilang Apalagi Piano
TONTON VIDEO PILIHAN UNTUK ANDA:
.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di KURUSETRA dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.