Home > Sejarah

6 Pahlawan Nasional dari Muhammadiyah (1), Nomor Satu Kakek Gubernur Jakarta Anies Baswedan

AR Baswedan menjadi salah satu Pahlawan Nasional dari Muhammadiyah.
AR Baswedan dan Anies Baswedan. AR Baswedan menjadi salah satu Pahlawan Nasional dari Muhammadiyah. Foto: IST.
AR Baswedan dan Anies Baswedan. AR Baswedan menjadi salah satu Pahlawan Nasional dari Muhammadiyah. Foto: IST.

KURUSETRA -- Muhammadiyah lebih tua dari NKRI, sehingga tak heran jika kader-kader Muhammadiyah ikut membantu dalam pergerakan dan perjuangan kemerdekaan. Setidaknya ada enam kader Muhammadiyah yang sudah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.

Enam Pahlawan Nasional dari Muhammadiyah ini jarang diketahui publik. Sebab, selama ini tokoh Muhammadiyah yang dikenal masyarakat sebagai Pahlawan Nasional adalah KH Ahmad Dahlan, Nyai Siti Walidah, Buya Hamka, Ir. Soekarno, Ki Bagus Hadikusumo, Mr. Kasman Singodimejo, dan Jenderal Sudirman. Berikut daftarnya seperti dinukil dari situs resmi Muhammadiyah:

1. Ar Baswedan

Ar Baswedan atau Abdurrahman Baswedan lahir pada 9 September 1908 di Surabaya. Kakek dari Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan ini meninggal dunia pada 16 Maret 1986 di Jakarta.

Ia besar di kota kelahirannya yang pada saat itu menjadi salah satu pusat perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Ketokohan Abdurrahman Baswedan mendapat pengakuan dari pemerintah pendudukan Jepang dan pemimpin pergerakan nasional, sehingga dia diangkat menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) mewakili golongan Arab.

BACA JUGA: Sindir Giring PSI, Anies: Mas Jangan Nyanyi di Sini, Berisik

Di Muhammadiyah ia aktif sejak usia belia, tercatat sejak usia 17 tahun Ar Baswedan sudah aktif sebagai mubaligh Muhammadiyah. Bahkan, KH. Mas Mansoer kerap memintanya untuk bertabligh, menyebarluaskan kemuhammadiyahan serta keislaman di berbagai daerah.

2. Adam Malik

Pemilik nama lengkap Adam Malik Batubara ini lahir di Pematangsiantar 22 Juli 1917. Ia mengawali karier perjuangannya sebagai anggota Kepanduan Hizbul Wathan di Pematang Siantar.

Pada 1934 Adam Malik mendirikan sekaligus menjadi Ketua PARTINDO Cabang Pematang Siantar dengan basis massa terdiri dari para sopir. Semangat kebebasan bersikap dalam pergaulan internasional tercermin dalam deklarasi Bangkok dengan prinsip dasar ASEAN tahun 1967.

BACA JUGA: Fii Amanillah Bisa Jadi Kalimat Pengganti Ucapan Hati-Hati di Jalan Seperti Lagu Terbaru Tulus

Sebagai Menteri Luar Negeri, Adam Malik juga berperan dalam proses perundingan Indonesia – Belanda tentang Irian Barat. Kemampuannya tampak jelas saat berperan terus menerus sejak pra kemerdekaan, Orde Lama maupun Orde Baru, hingga mencapai puncaknya ketika menjabat Wakil Presiden RI (1978-1983).

3. Ir Djuanda Kartawidjaja

Ir H Djuanda Kartawidjaja pahlawan nasinonal berperan dalam integrasi daratan dan lautan Indonesia melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957. Djuanda lahir pada 14 Januari 1911 dan meninggal dunia pada 7 November 1963.

Pada 1946 Djuanda diangkat menjadi Menteri Muda Perhubungan merangkap Kepala Jawatan Kereta Api. Sepanjang kariernya di pemerintahan RI, ia pernah menjadi Menteri Muda satu kali, empat belas kali menjadi menteri dan tiga kali sebagai Menteri Pertama.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Minta Pindah RS karena Takut Melihat Malaikat Izrail Seliweran Habis Magrib

Bukan hanya pada negara, pada Muhammadiyah Ir. Djuanda pernah memberikan sumbangsihnya sewaktu menjabat Direktur SMA Muhammadiyah Jakarta. Saat itu Djuanda ditawari menjadi asisten profesor di Technische Hoge School dengan gaji 275 Gulden. Namun tawaran itu ditolaknya karena dia lebih memilih mengabdikan diri menjadi pengajar di Muhammadiyah.

Djuanda dianugerahi gelar Pahlawan Nasional berdasarkan: Keppres No. 244 Tahun 1963, 29 November 1963. BERSAMBUNG: 6 Pahlawan Nasional dari Muhammadiyah (2), Nomor Empat Pendiri HMI

BACA JUGA:
> Humor Gus Dur: Tak Sengaja Bercanda di Depan Uskup, Kenapa Belum Kawin, Padahal Kawin Itu Enak
> Humor Gus Dur: 3 Presiden Indonesia Gila, Kalau Saya yang Milih yang Gila
>
Humor Gus Dur: Harmoko Lempar Jumrah Batunya Balik Lagi, Dibisiki Sesama Setan Jangan Saling Lempar
>
Humor Gus Dur: Cak Nun Batal Temani Soeharto Tobat Gara-Gara Dikerjain Gus Dur
> Humor Gus Dur: Ditegur Gus Mus karena Dicium Artis Cantik, Dijawab Sampeyan Jangan Pengen

TONTON VIDEO PILIHAN UNTUK ANDA:

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di KURUSETRA dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

× Image