Home > News

Gus Miftah Heran Masyarakat Menyalahkannya dalam Pementasan Wayang

Gus Miftah berkata dia nanggap wayang saja supaya kelestariannya terjaga malah disalahkan.
Gus Miftah (kiri) dan Dalang Ki Warseno (Kanan) menjadi sasaran kemarahan warganet pascapementasan wayang kulit di Ponpes Ora Aji. Keduanya dinilai kurang pantas menampilkan wayang bergambar Ustadz Khalid Basalamah di dalam pementasan. Foto: IST.
Gus Miftah (kiri) dan Dalang Ki Warseno (Kanan) menjadi sasaran kemarahan warganet pascapementasan wayang kulit di Ponpes Ora Aji. Keduanya dinilai kurang pantas menampilkan wayang bergambar Ustadz Khalid Basalamah di dalam pementasan. Foto: IST.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Polemik pengharaman wayang belum selesai hingga kini. Gus Miftah, Dalang Ki Warseno Slenk, dan Ustadz Khalid Basalamah masih menjadi pembahasan utama, pascapementasan wayang kulit di Ponpes Ora Aji. Gus Miftah mengeluh terkait pementasan tersebut karena merasa serba salah meskipun berniat melestarikan wayang.

"Musnahnya wayang itu sederhana kok, kalau sudah tidak ada yang nanggap dan nguri-uri. Lha miftah nanggap saja supaya kelestariannya terjaga malah disalahkan," kata Gus Miftah.

BACA JUGA: Gus Baha: Sunan Giri Sebut Wayang Haram, Sunan Kudus Bilang Digepengkan Biar Halal

Miftah sepertinya heran mengapa masyarakat menyalahkannya atas pementasan tersebut. Ia pun menyatakan jangan salahkan dalang.

"Pokoknya Miftah salah dan harus minta maaf. Ok salahkan saya, jangan dalangnya, pokoke salahnya Miftah. Ok fine. Saya minta maaf atas kegaduhan yang terjadi, bukan karena nanggap wayangnya!" tutupnya.

BACA JUGA: Soal Wayang Ustadz Khalid, Ki Warseno: Karakter Wayang Dewa-Dewa, Raja, Pendeta Juga Berjenggot

Ia sebelumnya menjelaskan pagelaran wayang di Ponpes Ora Aji sudah rutin diselenggarakan sejak 2012, tetapi memang sempat berhenti akibat pandemi Covid-19. Karena itu, ia menampik jika pertunjukan wayang "Dalang Menggugat" yang digelar Jumat (18/2/2022) itu untuk memberikan respons kepada ceramah Ustaz Khalid Basalamah, yang mengharamkan wayang.

"Jadi kalau dimaknai pentas wayang itu merupakan reaksi atau respons dari apa yang terjadi hari ini, saya pikir kurang pas," ujarnya.

BACA JUGA: Tegur Gus Miftah, Derry Sulaiman: Ustadz Khalid Dijadikan Wayang Itu Sudah Kurang Ajar

Cerita yang disajikan sepenuhnya berada di kewenangan dalang, sementara pihaknya sebatas diberi informasi mengenai lakon yang ada di dalamnya. "Tetapi pertunjukannya seperti apa itu ya urusan dalang, bukan urusan saya, dan saya tidak bisa intervensi itu. Itu sudah merupakan kebiasaan bahwa atraksi panggung atau atraksi dalam pertunjukan itu urusan dalang," kata dia.

Polemik kasus wayang haram dimulai dengan tudingan kepada Ustadz Khalid Basalamah. Ia dituding melakukan penghinaan terhadap budaya Jawa, khususnya wayang setelah dalam satu ceramahnya ia menjawab pertanyaan seorang jamaah tentang wayang. Saat itu Ustadz Khalid Basalamah mengatakan jika sebaiknya wayang dimusnahkan setelah seorang dalang bertaubat.

BACA JUGA: Sujiwo Tejo: Babi Saja Buatan Tuhan Diharamkan, Apalagi Wayang Buatan Manusia

Ustadz Khalid sempat mengklarifikasi dan meminta maaf. Namun, hujatan terus datang kepadanya. Suasana kian keruh setelah Gus Miftah menggelar pertunjukan wayang kulit di Ponpes Ora Aji. Dalam pagelaran tersebut, Dalang Ki Warseno mengeluarkan sebuah wayang bergambar Ustadz Khalid Basalamah.

Tak hanya itu, sang dalang juga memaki-maki wayang Ustadz Khalid, bahkan menampilkan adegan tak elok. Seperti wayang Ustadz Khalid sedang bertransaksi dengan seorang PSK, hingga wayang tersebut dipukuli sampai tangannya patah. Sang dalang juga mengeluarkan kata-kata makian yang tidak pantas.

BACA JUGA: Klarifikasi dan Minta Maaf, Ustadz Khalid: Tak Ada Kata-Kata Saya Haramkan Wayang

TONTON VIDEO PILIHAN UNTUK ANDA:

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di KURUSETRA dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

× Image