Home > News

Sujiwo Tejo: Wayang Diharamkan ya Monggo, Toh Sudah Sejak Zaman Sunan Giri

Sujiwo Tejo berpendapat yang merasa wayang tidak haram silakan terus menonton.
Sujiwo Tejo mengaku tidak mempermasalahkan ada yang mengharamkan wayang. Foto: Republika.
Sujiwo Tejo mengaku tidak mempermasalahkan ada yang mengharamkan wayang. Foto: Republika.

KURUSETRA -- Budayawan yang juga seorang dalang, Sujiwo Tejo ikut terseret dalam polemik pengharaman wayang. Sujiwo Tejo mengaku tidak masalah jika ada yang mengharamkan wayang, karena wayang juga sudah diharamkan sejak zaman Sunan Giri.

"Iya kalau aku disebut halal-haram terserah, babi juga disebut haram masih banyak orang yang makan. Artinya kan kalau dia yakin lebih enggak haram persilakan, kalo dia yakin haram ya jangan, kayak gitu," kata Sujiwo Tejo dalam sebuah acara diskusi di TV One.

BACA JUGA: Soal Wayang Ustadz Khalid, Ki Warseno: Karakter Wayang Dewa-Dewa, Raja, Pendeta Juga Berjenggot

Dia juga mengaku tidak masalah wayang diharamkan. Menurut dia, yang merasa wayang tidak haram silakan terus menonton. "Begitu juga kalau wayang dibilang haram, ya biar. Enggak masalah aku sebagai dalang. Tapi kalau yang masih mau nonton wayang karena yakin gak haram ya monggo," kata dia.

Hanya saja, Sujiwo Tejo menegaskan, jika yang diharamkan menyangkut konstitusi, kesepakatan bernegara, dia kurang setuju. "Cuman kalau yang menyangkut halal haramnya itu menyangkut yang sudah ada di konstitusi, baru bukankah kita bergerak. Seperti menyanyi Indonesia Raya haram, itu baru aku (marah)," ucap dia.

"Kalau yang haram yang monggo, mau dibilang 1.000 kali haram penonton wayangku masih ada. Juga yang yakin enggak (haram) dan perdebatan itu kan mungkin ada salah tafsir."

BACA JUGA:
Sujiwo Tejo: Babi Saja Buatan Tuhan Diharamkan, Apalagi Wayang Buatan Manusia
Gus Baha: Sunan Giri Sebut Wayang Haram, Sunan Kudus Bilang Digepengkan Biar Halal

Ia juga mengingatkan, jika polemik wayang haram ada campur tangan orang ketiga. "Nah sekarang mau berbenturan. Sekarang soal wayang ini ada sang Pembenturan Agung," ujar Sujiwo Tejo.

"Wayang diharamkan juga sering sejak zaman Sunan Giri. Cuman kalau Indonesia Raya diharamkan mungkin aku agak (marah) karena itu konstitusi, bahasa Indonesia masuk konstitusi. Misalkan bahasa Indonesia haram baru aku (marah). Kalau wayang (diharamkan) gak popo sing nonton masih banyak."

BACA JUGA: Gus Dur Nonton Wayang Ngumpet-Ngumpet karena Takut Diomelin Mbah Hasyim

Sujiwo Tejo berkata, jika Ustadz Khalid Basalamah misalnya mengharamkan wayang dia tidak mempermasalahkan. "Kalau dia bilang haram ya monggo, enggak apa-apa. Wong babi dibilang haram juga banyak, suwike (kodok) banyak (yang jual dan makan)," kata Sujiwo Tejo.

Polemik kasus wayang haram dimulai dengan tudingan kepada Ustadz Khalid Basalamah. Ia dituding melakukan penghinaan terhadap budaya Jawa, khususnya wayang setelah dalam satu ceramahnya ia menjawab pertanyaan seorang jamaah tentang wayang. Saat itu Ustadz Khalid Basalamah mengatakan jika sebaiknya wayang dimusnahkan setelah seorang dalang bertaubat.

BACA JUGA: Profil Ki Warseno, Dalang yang Pukuli Wayang Bergambar Ustadz Khalid Basalamah

Ustadz Khalid sempat mengklarifikasi dan meminta maaf. Namun, hujatan terus datang kepadanya. Suasana kian keruh setelah Gus Miftah menggelar pertunjukan wayang kulit di Ponpes Ora Aji. Dalam pagelaran tersebut, Dalang Ki Warseno mengeluarkan sebuah wayang bergambar Ustadz Khalid Basalamah.

Tak hanya itu, sang dalang juga memaki-maki wayang Ustadz Khalid, bahkan menampilkan adegan tak elok. Seperti wayang Ustadz Khalid sedang bertransaksi dengan seorang PSK, hingga wayang tersebut dipukuli sampai tangannya patah. Sang dalang juga mengeluarkan kata-kata makian yang tidak pantas.

BACA JUGA: Klarifikasi dan Minta Maaf, Ustadz Khalid: Tak Ada Kata-Kata Saya Haramkan Wayang

TONTON VIDEO PILIHAN UNTUK ANDA:

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di KURUSETRA dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

× Image