Pekerjaan Menteri Agama Yaqut Cholil di Profil Wikipedia Diubah Jadi Satanis
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Pernyataan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menganalogikan suara adzan harus diatur seperti gonggongan anjing dianggap melukai umat Islam. Polemik tersebut bahkan berimbas kepada perdebatan dan perbedaan pendapat dari berbagai pihak. Bahkan, informasi di Wikipedia terkait Yaqut diubah seseorang.
Pada kolom pekerjaan Yaqut di profile wikipedia, seseorang mengganti dari menteri agama menjadi satanis. Diduga penggantian ini karena polemik terkait pernyataan Menag yang menganalogikan suara adzan dengan suara gonggongan anjing.
BACA JUGA: Humor Gus Dur: Guus Hiddink Orang NU yang Bawa Korsel ke Semifinal Piala Dunia
Satanis sendiri adalah sekelompok keyakinan ideologis dan filosofis yang didasarkan pada setan. Praktik agama Satanisme kontemporer dimulai dengan berdirinya Gereja Setan yang ateis di Amerika Serikat pada tahun 1966, meskipun ada beberapa preseden sejarah.
Sebelum praktik publik, Setanisme ada terutama sebagai tuduhan oleh berbagai kelompok Kristen terhadap lawan ideologis yang dirasakan, daripada identitas diri. Setanisme, dan konsep Setan, juga telah digunakan oleh seniman dan penghibur untuk ekspresi simbolis.
BACA JUGA: Humor Gus Dur: Kiai Wahab Tabrakan karena Ngerem Motornya Pakai Kaki
Sebelumnya, viral video yang diunggah akun Twitter, @BoesthamiA terkait cuplikan hasil wawancara Yaqut terkait pembatasan penggunaan toa. "Misal depan belakang pelihara anjing semua, menggonggong dalam waktu bersamaan. Kita ini terganggu gak?" ucap Yaqut di Balai Serindit, Komplek Gubernuran, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Rabu (23/2/2022).
Menurut Yaqut, apapun suara, termasuk adzan yang keluar dari pengeras suara dianggap mengganggu maka harus diatur. Hal itu dilakukan agar tidak menjadi gangguan bagi orang lain. Kebijakan itu juga agar masyarakat agama lain tidak terganggu toa masjid.
"Speaker di mushola, masjid monggo dipakai, silakan dipakai. Tapi tolong diatur agar tidak ada yang merasa terganggu agar niat menggunakan toa, menggunakan speaker sebagai sarana sebagai wasilah untuk syiar melakukan syiar tetap bisa dilaksanakan tanpa harus mengganggu mereka yang mungkin tidak sama dengan keyakinan kita, berbeda keyakinan kita harus tetap hargai," ucap ketua umum GP Ansor tersebut.
BACA JUGA:
Humor Gus Dur: Yang Pendendam Itu Unta Bukan Manusia
Humor Gus Dur: Ratusan Orang NU Jadi Muhammadiyah karena Sholat Tarawih
Sujiwo Tejo: Yang Belain Wayang Mungkin Hanya Ingin Gaduh
TONTON VIDEO PILIHAN UNTUK ANDA:
.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di KURUSETRA dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.