Home > News

Buya Yahya: Yang Diharamkan Patung, Makanya Wayang Digepengkan Wali Songo

Buya Yahya mengatakan karena wayang awalnya berbentuk patung, para wali mengubahnya menjadi pipih hingga menjadi sarana dakwah.
engasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon, Buya Yahya, mengatakan yang diharamkan ulama adalah patung, karena itu wayang digepengkan.
engasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon, Buya Yahya, mengatakan yang diharamkan ulama adalah patung, karena itu wayang digepengkan.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon, Buya Yahya, menjelaskan mengapa wayang digepengkan para wali. Tujuannya menurut Buya Yahya adalah untuk menghindari bentuk patung dari wayang yang diharamkan karena menyerupai makhluk hidup.

Buya Yahya berkata, yang diharamkan para ulama sebenarnya adalah patung yang menyerupai suatu jasad atau wujud, baik itu manusia ataupun hewan. Karena itu menurutnya, mengapa wayang yang digunakan para ulama Wali Songo untuk berdakwah pada saat itu adakah wayang kulit, yang pipih bentuknya.

“Mereka (wali songo) juga ngerti bahwasanya patung adalah haram. Jadi karena itu (wayang) mereka penyet menjadi tipis, bukan bentuk berjasad. Makanya hendaknya kalau emang harus wayang, yang harus wayang kulit ini,” ucap Buya Yahya dii channel Youtube Al Bahjah TV, dalam ‘Hukum Wayang dalam Islam, Buya Yahya Menjawab’.

BACA JUGA: 'Wayang Ustadz Khalid' Muncul di Pertunjukan Wayang yang Digelar Gus Miftah

Buya Yahya menjelaskan wayang digunakan para wali pada saat itu sebagai suatu media dakwah. “Wayang itu adalah budaya seni. Sebelum adanya Islam, sudah ada wayang. Lalu para ulama dari walisongo ini ingin bagaimana membawa wayang ini pada sebagai sarana untuk berdakwah,” kata Buya Yahya.

Karena salah satu seni, wayang dipakai untuk sarana berdakwah dari dulu hingga kini. “Tujuannya adalah berdakwah, seandainya tanpa wayang bisa ya ndak ada masalah. Cuma karena wayang adalah seni yang saat itu betul-betul masyarakat yang lagi disenangi, dan sampai hari ini pun masih banyak penggemarnya. Yang kita bicarakan adalah bagaimana para ulama pada saat itu melihat wayang,” ucap Buya Yahya.

BACA JUGA: Gus Baha: Sunan Giri Sebut Wayang Haram, Sunan Kudus Bilang Digepengkan Biar Halal

Ulama pada saat itu telah sedemikian rupa mengemas penyampaian dakwah dengan wayang untuk menghilangkan kesyirikan dari cerita pewayangan itu sendiri. “Di situ (dalam pewayangan) telah dikelas oleh para ulama pada zaman itu adalah bagaimana agar kesyirikan dalam dunia pewayangan sudah tidak ada,” ucap dia.

Polemik kasus wayang haram dimulai dengan tudingan kepada Ustadz Khalid Basalamah. Ia dituding melakukan penghinaan terhadap budaya Jawa, khususnya wayang setelah dalam satu ceramahnya ia menjawab pertanyaan seorang jamaah tentang wayang. Saat itu Ustadz Khalid Basalamah mengatakan jika sebaiknya wayang dimusnahkan setelah seorang dalang bertaubat.

BACA JUGA: Klarifikasi dan Minta Maaf, Ustadz Khalid: Tak Ada Kata-Kata Saya Haramkan Wayang

Ustadz Khalid sempat mengklarifikasi dan meminta maaf. Namun, hujatan terus datang kepadanya. Suasana kian keruh setelah Gus Miftah menggelar pertunjukan wayang kulit di Ponpes Ora Aji. Dalam pagelaran tersebut, Dalang Ki Warseno mengeluarkan sebuah wayang bergambar Ustadz Khalid Basalamah.

Tak hanya itu, sang dalang juga memaki-maki wayang Ustadz Khalid, bahkan menampilkan adegan tak elok. Seperti wayang Ustadz Khalid sedang bertransaksi dengan seorang PSK, hingga wayang tersebut dipukuli sampai tangannya patah. Sang dalang juga mengeluarkan kata-kata makian yang tidak pantas.

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di KURUSETRA dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

× Image