Home > News

Sering Disebut Wahabi, Ustadz Khalid Basalamah Ternyata dari Keluarga NU

Kakek Ustadz Khalid, KH Abdullah Basalamah adalah Ketua NU Sulsel.
Ustadz Khalid Basalamah ternyata berasal dari keluarga NU. Kakek Ustadz Khalid, KH Abdullah Basalamah adalah ketua NU.
Ustadz Khalid Basalamah ternyata berasal dari keluarga NU. Kakek Ustadz Khalid, KH Abdullah Basalamah adalah ketua NU.

JAKARTA -- Di beberapa kesempatan Ustadz Khalid Basalamah selalu disebut sebagai ustadz wahabi. Termasuk dalam kasus fitnah pengharaman wayang yang didapatkan Ustadz Khalid Basalamah. Namun Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Umar Hasibuan atau Gus Umar mengungkapkan jika Ustadz Khalid yang sering disebut wahabi ternyata berasal dari keluarga NU.

Gus Umar dengan tegas meminta kepada warga NU yang ikut mencela Ustadz Khalid agar memperhatikan silsilah keluarganya. Sebab menurut Gus Umar kakek Ustadz Khalid Basalamah adalah tokoh Ketua NU Sulawesi Selatan.

“Kalian warga NU yg hina beliau (Ustadz Khalid), saya beritahu ya. Kakek beliau KH Abdullah Basalamah adalah Ketua NU Sulsel. Cobalah tabayyun jgn ngamuk trs. Paham,” ungkap Gus Umar lewat akun Twitter-nya @UmarHasibuan71, Selasa (15/2/2022).

BACA JUGA: Klarifikasi dan Minta Maaf, Ustadz Khalid: Tak Ada Kata-Kata Saya Haramkan Wayang

Dalam kasus wayang, Gus Umar meminta masyarakat tidak melihat pernyataan Ustadz Khalid Basalamah hanya lewat potongan video. Sebab menurut dia hal teresebut rawan menimbulkan perpecahan.

“Ttg stetmen ustad khalid basalamah tontonlah yg utuh. Jgn sepotong2 lalu memaki bahkan ada kalimat spi mengusir beliau dr indonesia,” kata dia.

Persada Indonesia sedang disibukkan dengan isu pengharaman wayang. Ustadz Khalid Basalamah menjadi sasaran tembak karena dituding mengharamkan wayang, meski dalam video klarifikasi sekaligus permintaan maafnya, Ustadz Khalid menyatakan tidak pernah ada kata-katanya mengharamkan wayang.

Dalam akun resmi Instagramnya, @khalidsasalamahofficial, Senin (14/2/2022), Ustadz Khalid menegaskan dalam jawaban di potongan video yang viral tersebut, tidak ada kata-katanya yang mengharamkan wayang. Ia menyampaikan hanya mengajak agar menjadikan Islam sebagai tradisi.

BACA JUGA: Sujiwo Tejo: Yang Belain Wayang Mungkin Hanya Ingin Gaduh

"Video ini teman-teman kami buat untuk klarifikasi sekaligus permohonan maaf atas potongan pertanyaan yang diajukan salah satu cuma beberapa tahun baru di Masjid Blok M di Jakarta, dan sekaligus jawaban kami tentang masalah wayang," kata Ustadz Khalid.

"Saya akan coba mengklarifikasi jawaban kami, saya coba bagi menjadi tiga bagian saudaraku seimam juga sebangsa dan setanah air. Yang pertama adalah lingkupnya adalah pengajian kami dan jawaban seorang dai Muslim kepada penyanya Muslim. Itu dulu batasannya."

"Dan saya pada saat ditanyakan masalah wayang, saya mengatakan alangkah baiknya dan kami sarankan, kami sarankan agar menjadikan Islam sebagai tradisi jangan menjadikan tradisi sebagai Islam. Dan tidak ada kata-kata saya di situ mengharamkan," kata Ustad Khalid menegaskan.

"Saya mengajak agar menjadikan Islam sebagai tradisi, makna kata-kata ini juga kalau ada tradisi yang sejalan dengan Islam, tidak ada masalah dan kalau bentrok sama Islam ada baiknya ditinggalkan, ini sebuah saran."

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita sejarah, humor, hingga sejarah dari KURUSETRA. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di KURUSETRA dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

× Image