Jalan-Jalan ke Museum Wayang Gak Haram Kok
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Bangunan gedung Museum Wayang pada mulanya merupakan lokasi gereja yang didirikan VOC pada tahun 1640 dengan nama “de oude Hollandsche Kerk“. Pada tahun 1733 gereja tersebut mengalami perbaikan, dan namanya diubah menjadi “de nieuwe Hollandsche Kerk“.
Renovasi kembali dilakukan karena bangunan Gereja Belanda Baru itu telah rusak dan dibangun kembali pada 1912. Namun kali ini bangunan tersebut berfungsi sebagai gudang milik perusahaan Geo Wehry & Co. Pada 14 Agustus 1936 bangunan ini akhirnya ditetapkan menjadi monumen dan dibeli oleh Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG), sebuah lembaga yang menangani penelitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan.
BACA JUGA: Cak Nun: Wayang Itu Syirik Kalau Jadi Penyebab Menduakan Tuhan
Pada 1937 oleh lembaga tersebut gedung diserahkan kepada Stichting oud Batavia dan kemudian dijadikan museum dengan nama “de oude Bataviasche Museum“ atau "Museum Batavia Lama“. Selanjutnya pada 1957 diserahkan kepada Lembaga Kebudayaan Indonesia (LKI) dan sejak itu nama museum diganti menjadi Museum Jakarta Lama.
Museum itu kemudian bersalin nama Pada 1 Agustus 1960 menjadi Museum Jakarta. Pada 17 September 1962 oleh LKI diserahkan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan pada akhirnya pada tanggal 23 Juni 1968 oleh Dirjen Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan gedung museum diserahkan kepada Pemerintah DKI Jakarta dan di gedung ini pula Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta berkantor.
BACA JUGA: Apa Kira-Kira Jawaban Gus Dur Soal Isu Wayang Haram?
Sejak tanggal 13 Agustus 1975 gedung tersebut dijadikan Museum Wayang yang diresmikan Ali Sadikin Gubernur KDKI Jakarta. Saat ini Museum Wayang merupakan museum di bawah Unit Pengelola Museum Seni, Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.
Museum Wayang memiliki koleksi Wayang dan sejenisnya dari berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, Myanmar, Cina, India, Perancis, bahkan Suriname pun ada di dalam museum ini. Koleksi di musem ini di antaranya, Wayang Kulit, Wayang Golek, Wayang Beber, Wayang Klitik, Wayang Revolusi, Wayang Suket/mainan. Tidak hanya wayang, Museum Wayang ini juga mengoleksi boneka, topeng, dan patung kayu, lukisan, serta set gamelan.
BACA JUGA: Raden Fatah di Balik Wayang Hanya Bermata Satu dan Tradisi Sekatenan
Lokasi: Jl. Pintu Besar Utara No. 27 Pinangsia, RT 3/RW 6, Kota Tua, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11110.
Jam operasional: Selasa s/d Minggu, pukul 09.00-15.00 WIB.
Harga Tiket:
Anak-anak: Rp 2.000
Mahasiswa: Rp 3.000
Dewasa: Rp 5.000
JANGAN LEWATKAN: Info Museum: Sejarah, Alamat, dan Harga Tiket Museum Bahari