Home > Budaya

Heboh Wayang Haram Sampai Lupa Wayang Sering Diklaim Malaysia

Malaysia beberapa kali mengklaim wayang adalah warisan budaya mereka.
Wayang kulit sering diklaim milik Malaysia. Foto: Republika.
Wayang kulit sering diklaim milik Malaysia. Foto: Republika.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Persada Indonesia sedang disibukkan dengan isu pengharaman wayang. Ustadz Khalid Basalamah menjadi sasaran tembak karena dituding mengharamkan wayang, meski dalam video klarifikasi sekaligus permintaan maafnya, Ustadz Khalid menyatakan tidak pernah ada kata-katanya mengharamkan wayang. Terlepas dari isu tersebut, masih ingatkah Anda jika wayang pernah terancam lepas dari Indonesia karena diklaim Malaysia, sebelum akhirnya UNESCO mengakui wayang sebagai warisan budaya peninggalan Indonesia.

Pada November 2021 publik Indonesia dihebohkan dengan postingan di akun Instagram Adidas, produsen sepatu asal Singapura. Di postingan tersebut, Adidas menyebut wayang kulit sebagai bagian dari budaya Malaysia.

"Desain ini memberi penghormatan untuk Wayang Kulit, bagian signifikan dari identitas dan warisan budaya Malaysia dengan meleburkan elemen-elemen Wayang Kulit dengan palet warna modern, dalam sebuah pendekatan "lawas-bertemu-baru"dalam UltraBOOST DNA," tulis iklan Adidas yang merupakan peluncuran sepatu koleksi baru Adidas yakni Ultraboost City Park yang memasukkan unsur wayang kulit.

BACA JUGA: Apa Kira-Kira Jawaban Gus Dur Soal Isu Wayang Haram?

Ini bukan kali pertama wayang kulit disebut milik Malaysia. Negara tetangga itu juga beberapa kali mengklaim jika wayang kulit adalah warisan budaya mereka.

Dalam catatan sejarah, selain Indonesia ada beberapa negara yang memiliki kesenian wayang, seperti China yang punya wayang Potehi. Namun, jika berbicara soal wayang kulit, secara spesifik warisan budaya itu berasal dari Jawa karena asal usulnya dimulai dari zaman Kerajaan Kahuripan yang dipimpin Raja Airlangga.

Cikal bakal wayang kulit berasal dari wayang bali. Di masa Kerajaan Majapahit, wayang bali berkembang, hingga akhirnya ada perubahan di masa Kerajaan Demak. Perubahan wayang itu agar kesenian tersebut tetap lestari tanpa bertentangan dengan ajaran agama Islam.

Sayang kulit yang dikenal sekarang adalah hasil penyempurnaan dari usul Wali Songo atas permintaan Raden Fatah agar wayang bisa menjadi media dakwah penyebaran agama Islam.

BACA JUGA: Raden Fatah di Balik Wayang Hanya Bermata Satu dan Tradisi Sekatenan

Menukil catatan Jendela Kemendikbud, wayang kulit Indonesia dikenal sejak 1500 SM dan berkembang ke berbagai negara di Asia Tenggara. Sebut saja Malaysia, Thailand, Kamboja, Myanmar, dan Filipina.

Saat itu wayang menjadi medium mendatangkan arwah leluhur karena kepercayaan terhadap arwah leluhur berkorelasi dengan sistem kepercayaan masyarakat Jawa zaman prasejarah hingga runtuhnya Kerajaan Majapahit. Ritual penyembahan kepada arwah leluhur atau kepercayaan kepada hyang, selanjutnya dinamakan pertunjukan wayang.

Lalu bagaimana wayang dikenal di Malaysia?

Jika Malaysia mengklaim wayang adalah warisan budaya mereka, semua itu tidak terlepas dari peninggalan para leluhur Indonesia yang merantau ke Malaysia sekitar abad ke-19. George Quinn, pakar sastra dan budaya Jaya dari Australian National University mengatakan gelombang migrasi orang Jawa ke Malaysia terjadi pada abad ke-19 dan ke-20.

Karena itu, Malaysia memiliki tiga jenis wayang, Wayang Jawa, Wayang Purwa dari Jawa, dan Wayang Siam dari Thailand. Di negara bagian Kelantan Darul Naim, wayang jawa dan wayang siam sudah diberi warna. Sementara Wayang Purwa lebih dikenal di wilayah Johor.

BACA JUGA: Klarifikasi dan Minta Maaf, Ustadz Khalid: Tak Ada Kata-Kata Saya Haramkan Wayang

Wayang kulit sendiri sudah ditetapkan UNESCO sebagai warisan tak benda pada 7 November 2003. UNESCO menetapkan Wayang Kulit sebagai Masterpiece of The Oral and Intangible Heritage of Humanity atau Karya Agung Budaya Dunia dari Indonesia. Menurut UNESCO, wayang adalah warisan budaya yang bernilai tinggi, karena merupakan sebuah seni kriya, dan penggabungan dari sastra, seni musik, sampai seni rupa.

× Image