Gus Dur Larang Prabowo Subianto Pulang ke Indonesia Usai Reformasi, Takut Dihabisi Preman
KURUSETRA -- Salam Sedulur... KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dikenal berseberangan dengan Keluarga Cendana. Meski begitu, Gus Dur punya hubungan mesra dengan Presiden Soeharto dan mantan menantunya, Prabowo Subianto.
Gus Dur dan Prabowo dikenal bersahabat sejak era Orde Baru. Ketika Prabowo baru berpangkat letnal kolonel, dia menjadi jembatan hubungan Gus Dur dengan Keluarga Cendana yang dipimpin Presiden Soeharto.
Baca Juga: Soekarno Marah karena Soeharto Bubarkan PKI Buntut Pemberontakan G30S/PKI
Pertemuan pertama Gus Dur dengan Prabowo terjadi pada 1992. Saat itu Gus Dur menjabat sebagai Ketua Umum PBNU berencana menggelar "Rapat Akbar Dua Juta Umat" di Parkir Timur Senayan.
Namun, Prabowo datang menghadap Gus Dur menyampaikan pesan dari Presiden Soeharto. Disadur dari buku Ger-geran Bersama Gus Dur, penyunting Hamid Basyaib dan Fajar W. Hermawan, Gus Dur tentu kesal dengan tekanan dari penguasa Orba.
Baca Juga: Ucapan Gus Dur yang Bisa Jadi Kenyataan: Prabowo Jadi Presiden di Usia Tua
Gus Dur pun menulis surat panjang kepada Soeharto, sambil mengutip pengalaman Aljazair dan Tunisia tentang bangkitnya “Islam militan”. Kepada Prabowo, dia bilang bahwa kalau acara tidak diizinkan, dia tidak mau lagi ikut-ikutan urus negara.
Acara itu akhirnya tetap berlangsung, tapi dengan jumlah hadirin yang jauh lebih kecil. (Waktu itu Gus Dur ditanya wartawan tentang jadi atau tidaknya acara itu digelar. “Ya, tetap jadi. Lurahe wae wis oleh, kok (Presiden Soeharto pun sudah mengizinkan)," jawab Gus Dur.
Baca Juga: Saling Bermusuhan, Gus Dur dan Soeharto Saling Memaafkan di Hari Lebaran
Namun saat itu terdengar kabar banyak delegasi warga NU dari luar kota yang dicegat di pintu-pintu masuk Jakarta, supaya tidak memadati Parkir Timur Senayan, menghindari hal yang tidak diinginkan penguasa, atau setidaknya Gus Dur tidak terlihat gamblang punya dukungan massa yang besar. Hingga Gus Dur sempat mau didongkel ketika Muktamar NU di Cipasung pada 1996.
Sejak pertemuan di Ciganjur tersebut, Gus Dur-Prabowo sering bertemu, baik dalam suasana yang akrab maupun kurang intim. Menurut Gus Dur kepada seorang kawannya, pada hari-hari setelah kerusuhan Mei, Prabowo sempat datang ke rumahnya di Ciganjur pada pukul dua pagi, dengan dikawal dua panser.
Saat Prabowo mengasihkan diri ke Yordania karena situasi politik di Indonesia...
Prabowo Ingin Pulang dari Yordania
Hingga akhirnya Prabowo “mengasingkan diri” ke Yordania sejak kariernya di Angkatan Darat dihabisi. Selama masa pengasingan itu, Prabowo disebut beberapa kali bertemu Gus Dur, atau setidaknya melakukan kontak komunikasi.
Dalam satu pertemuan atau kontak komunikasi, Prabowo meminta saran kepada Gus Dur apakah sudah waktunya dia pulang ke Indonesia. Gus Dur menjawab dengan kalimat misterius.
“Saya bilang pada Prabowo, dia sebaiknya jangan pulang sekarang. Sebab kalau dia pulang sekarang, baru sampai airport bisa-bisa diabisin sama preman Cengkareng," kata dia.
Tidak jelas siapa sebenarnya yang dimaksud Gus Dur dengan preman Cengkareng. Kalau preman betulan, apalagi yang “menguasai” daerah bandara itu, rasanya bukan.
Sebab tidak pernah terdengar bahwa mereka begitu hebat dan kuat. Jadi, tidak mungkinkah yang dia maksud sebenarnya adalah lawan-lawan Prabowo sendiri yang masih berkuasa di tubuh TNI?
.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.