Home > Wisata

Siang Bolong Panas-Panas Enaknya Minum Dawet Jembut Kebacut Khas Purworejo

Es Dawet ireng Jembut Kecabut atau jembatan Butuh kecamatan Butuh jembatan sangat terkenal di Purworejo yang sudah ada sejak 1950-an.

Dawet Ireng Jembut Kecabut. Es dawet ireng jembut kecabut merupakan minuman legendaris dari Purworejo.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Siang bolong ketika panas sedang menggigit, tenggorokan kering akan terasa puas ketika menenggak minuman segar. Di Purworejo ada satu minuman legendaris dan khas yaitu es dawet ireng jembut kecabut yang berkhasiat menghilangkan dahaga.

Eits, jangan berpikir jorok dulu ya. Dawet ireng jembut kecabut adalah singkatan dari dawet hitam jembatan butuh kecamatan butuh. Minuman ini berada di tepi jalan Purworejo-Kebumen, Desa Butuh, Kecamatan Butuh, tepatnya di sebelah timur jembatan Butuh.

Nama singkatan minuman tersebut memang terkesan jorok. Namun, minuman ini sudah ada sejak 1950-an.

Baca Juga: Cara Membuat Soto Ayam Lamongan yang Dimakan Saat Presiden Jokowi Menjamu Tiga Capres di Istana

Dawet ireng atau cendol hitam khas Butuh, Purworejo awalnya dibuat oleh Mbah Ahmad Dansri untuk para petani ketika panen tiba. Mbah Ahmad berkeliling dari sawah ke sawah menawarkan dagangannya kepada para petani.

Kurusetra mendapatkan sejumlah penuturan dari anak penjual dawet ireng di sekitar Purwerejo dan Kulonprogo, sekitar 80 tahun lalu sistem penjualan dawet ireng adalah barter. Penjual menawarkan es dawet kepada para petani yang dibayar menggunakan padi.

Setelah Mbah Ahmad Dansri meninggal dunia, usahanya lalu dilanjutkan sang anak bernama Nawon. Namun Nawon tidak berkeliling dari sawah ke sawah, melainkan membuka warung di pinggir jalan sebelah jembatan Butuh.

Baca Juga: Cerita Rakyat Kalimantan: Legenda Semangka Emas, Kisah Kakak Kikir dan Adik yang Dermawan

Usaha dawet ireng tersebut berlanjut hingga generasi ketiga. Usaha es dawet ireng dilanjutkan Wagiman dan istrinya, Hatati yang membuat usahanya berkembang.

Dawet ireng jembut kecabut dibuat secara manual menggunakan tangan. Bahan-bahannya pun alami tanpa pewarna. Tepung pati gelang yang menjadi bahan utama direbus sambil diaduk sehingga menjadi adonan kental dan siap dicetak menjadi dawet.

Warna hitam pada dawet diambil dari pewarna alami yakni jerami padi yang dibakar lalu abunya dihaluskan dan disaring. Setelah itu disaring sebelum akhirnya diberi santan, pemanis dari gula kelapa dan es.

Baca Juga: Ribuan Massa Aksi Bela Palestina Padati Monas Jakarta, Berapa Harga Emas Monas Kalau Dijual Sekarang?

Harga satu mangkok es Dawet Jembut Kejabut sekitar Rp 5.000. Sedulur bisa menambahkan tape ketan agar semakin nikmat.

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

× Image