Home > Sejarah

Untung Suropati, Budak VOC yang Melawan Belanda Hingga Dapat Gelar Pahlawan Nasional

Untung Suropati nyaris digantung karena berpacaran dengan putri majikannya. Dia pun dipenjara tapi berhasil kabur sebelum dihukum mati.

Untung Suropati.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Museum Sejarah DKI Jakarta di Jl Faletehan I punya satu sudut yang sayang dilewatkan, yaitu penjara bawah tanah. Penjara ini terdiri dari lima blok di bagian belakang gedung, di mana masing-masing blok panjangnya enam meter, lebar 2,5 meter, dan tinggi 160 sentimeter.

Pengunjung yang datang bisa menjumpai ratusan besi sebesar bola kaki yang dilengkapi dengan rantai. Bola besi tersebut dipakai untuk merantai atau mengikat kaki dan tangan para tahanan agar tidak melarikan diri.

Di penjara yang gelap karena kurang mendapat hawa dari luar, saat pemberontakan Cina (1740-1743) pernah dijejali tawanan sebanyak 500 orang. Mereka yang berhimpitan seperti teri ini kemudian dibunuh.

Baca Juga: Ridwan Saidi dan Kontroversi Fatahillah Seorang Yahudi

Ketatnya penjagaan di penjara nyaris mustahil ada yang bisa melarikan diri. Namun nyatanya, pahlawan Nasional Untung Surapati yang pernah meringkuk di penjara tersebut pada 1670 pernah berhasil kabur dari penjara ini.

Untung adalah budak dari Bali yang dibawa ke Batavia. Waktu itu, di Pulau Dewata banyak kerajaan kecil. Antarkerajaan sering berperang. Mereka yang kalah dijadikan sebagai budak dan dijualbelikan seperti binatang. Banyak di antaranya yang dibawa ke Batavia.

Pada 1683 jumlah orang Bali di Jakarta berjumlah 14.259 orang, hingga merupakan mayoritas. Dari jumlah tersebut hanya 981 orang yang bukan budak belian. Di antara mereka yang mengalami nasib tidak beruntung adalah Untung Surapati.

Baca Juga: Mengapa tidak Ada Jembatan Penghubung Antara Pulau Jawa dengan Pulau Bali?

Dia, saat masih kecil telah dijual sebagai budak kepada seorang perwira VOC, yang kemudian menjualnya kembali kepada Tuan Moor, petinggi VOC. Kebetulan Meneer Moor ini mempunyai putri bernama Suzanna yang usianya hampir sama dengan Untung.

Setelah remaja, keduanya menjalin cinta. Tapi cinta kasih kedua sejoli ini terendus oleh Tuan Moor.

Tidak dapat dibayangkan bagaimana marahnya tuan Moor melihat putri jelitanya bermain asmara dengan budak beliannya. Untung dianggap melakukan perbuatan tidak senonoh karena sebagai budak belian bercintaan dengan anak majikan. Untung pun dijebloskan ke penjara.

Baca Juga: Di Masa VOC Berkuasa, Tak Ada Ampun Bagi Pembunuh, Hukumannya Mati Digantung

Ada beberapa versi tentang kemampuan Untung melarikan diri dari penjara. Salah satunya, seperti dituturkan Mohammad Isa Ansyari SS, staf Museum Sejarah DKI. Menurut Isa, besar kemungkinan ada kerja sama antara Suzanna dan sipir penjara.

Jadi untuk menolong nyawa kekasihnya dari tiang gantungan, putri orang kedua di VOC ini menyogok sipir penjara. Waktu itu, seperti juga sekarang di masa reformasi dan masa-masa sebelumnya, sogok-menyogok dan suap-menyuap merupakan hal biasa.

Kita masih ingat buronnya Eddi Tanzil dari penjara Cipinang beberapa tahun lalu. Dan beberapa peristiwa akhir-akhir ini di penjara yang sama. Begitu maraknya KKN, sehingga VOC dipelesetkan menjadi : ‘Vergaan Onder Corruptie’ (runtuh karena korupsi).

Kabur dari Penjara Lalu Melawan Belanda

Lepas dari penjara, Untung bergabung dengan kelompok-kelompok penentang Belanda. Ia dan para pengikutnya mengadakan pengacauan di sekitar kota Batavia.

Mula-mula daerah operasinya di sekitar Pecenongan (Sawah Besar), Depok, dan sekitar Angke. Mengalami kesulitan menumpas Untung, Belanda menawari Untung jabatan kemiliteran, dengan pangkat letnan (pangkat tertinggi di VOC untuk bumiputera waktu itu). Dia diminta untuk juga membujuk Pangeran Purbaya agar menghentikan perlawanan kepada Belanda.

Untung pun menemui Pangeran ini di Cikalong, Jabar. Usahanya ini berhasil. Tapi tiba-tiba datang Vaandrig (letnan muda) Willem Kuffeler dengan pasukannya. Untung menjadi tidak senang ketika melihat bawahannya ini menghina Pangeran Purbaya.

Baca Juga: Pangeran Jayakarta, Dikalahkan Belanda Bangun Negara Bernama Jatinegara

Ia pun kembali melawan Belanda. Bahkan menyerang perkemahan Kuffeler hingga menewaskan 28 tentara VOC. Di Cirebon, oleh Sultan Cirebon, Untung diberi nama tambahan Surapati.

Di Mataram, ia disambut besar-besaran. VOC pun menurunkan Kapten Francois Tack, perwira VOC yang punya pengalaman perang, untuk menangkap Untung. Dalam pertempuran di Kartasura, pasukan Untung berhasil menewaskan Kapten Tack (7/2-1686).

Keesokan harinya (8/2), Untung dan pasukannya menuju Jawa Timur membangun kerajaan di Pasuruan, bergelar Adipati Aria Wiranegara. Dalam suatu pertempuran di Bangil, Untung menderita luka-luka dan tewas (5/11-1706). Presiden Soeharto dengan surat keputusan tanggal 3 November 1975 menganugerahi gelar pahlawan nasional kepadanya.

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

× Image