Home > Sejarah

Hotel der Nederlanden: Dari Hotel Mewah Jadi Markas Tjakrabirawa

Hotel der Nederlanden setelah kemerdekaan 1950, karena berbau kolonial namanya diubah menjadi Hotel Dharma Nirmala.
Hotel der Nederlanden (1846) hotel mewah di zaman Belanda yang dijadikan markas Tjakrabirawa oleh Presiden soekarno. Foto: Wikipedia
Hotel der Nederlanden (1846) hotel mewah di zaman Belanda yang dijadikan markas Tjakrabirawa oleh Presiden soekarno. Foto: Wikipedia

CERITA ABAH: Artikel ini adalah warisan berupa tuturan dari sejarawan sekaligus wartawan senior (Almarhum) Alwi Shahab. Selamat Menikmati.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Gang Secretarie (kini Jalan Veteran III), Jakarta Pusat, awalnya merupakan tempat sekretariat yang melayani kegiatan gubernur jenderal Hindia Belanda, seperti layaknya Sekretariat Negara sekarang. Gedung tempat melayani kepentingan pemerintahan kolonial (tidak tampak dalam foto), terletak di bagian depan sebelah kanan.

Gedung ini kemudian menjadi Hotel der Nederlanden (1846), sebuah hotel megah kedua setelah Des Indes Hotel. Sebelumnya (1840), bernama Hotel Royale. Setelah kemerdekaan (1950), karena berbau kolonial namanya diubah menjadi Hotel Dharma Nirmala.

Presiden Soekarno yang berdiam di Istana (sebelah hotel tersebut), untuk kepentingan keamanan kemudian menjadikannya sebagai markas Tjakrabirawa, pasukan khusus pengawal presiden dan keluarganya. Pada 1969, ketika pasukan pengawal khusus Tjakrabirawa dibubarkan Presiden Soeharto, gedung itu dijadikan sebagai kantor Bina Graha, salah satu tempat kerja kepresidenan sehari-hari.

Menurut sejarawan Belanda awal abad ke-20, de Haan, keberadaan jalan ini dimulai ketika pada tahun 1794, seorang tuan tanah kaya raya, Pieter Tency, pada 1794 membangun gedung mewah di petak tanah yang memanjang dari Jalan Veteran sampai Medan Merdeka Utara. Mencakup tanah yang kini berdiri Gedung Harmoni (kini bagian dari Setneg setelah dibongkar), Istana Negara, dan Istana Merdeka.

Dalam foto, terlihat jalan-jalan yang belum beraspal berdiri penerangan yang kala itu masih gas dan hanya dipasang sejak sore hari. Gang Secretarie (masyarakat seketre), merupakan daerah elite yang disukai karena di kiri kanan dipenuhi pepohonan. Kemudian, seluruh rumah telah dirubuhkan dan daerah ini merupakan bagian dari Istana Kepresidenan.

Di tempat ini, terletak Gedung DPA (Dewan Pertimbangan Agung), badan negara tertinggi yang kini sudah tidak berfungsi lagi. Di ujung Gang Secretarie, berhadapan dengan lapangan Monas, terdapat gedung MA (Mahkamah Agung).

Sampai awal 1960, di Jalan Veteran III masih terdapat beberapa perusahaan dan pertokoan, sebelum dijadikan tempat kegiatan kepresidenan. Berseberangan dengan Bina Graha, terdapat Gedung American Motion Picture Association of Importers (Asosiasi para importir film AS), yang memasok film-film dari negara Uncle Sam ke Indonesia.

Ketika kelompok kiri melakukan aksi boikot terhadap film-film AS dan Barat, pada Maret 1965 gedung ini dibakar. Di tempat ini, kemudian kembali dibangun Sekretariat Negara.

× Image