Home > Hikmah

Malam Jumat Dianggap Angker dan Keramat, Ini Tuntutan Rasulullah Agar tak Tersesat

Rasulullah memberikan tuntutan kepada umatnya agar tidak tersesat karena menganggap malam Jumat adalah waktu keramat.
Malam Jumat dipercaya rakyat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa, sebagai waktu keramat. Ilustrasi Foto Kuburan (Republika/Putra M. Akbar)
Malam Jumat dipercaya rakyat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa, sebagai waktu keramat. Ilustrasi Foto Kuburan (Republika/Putra M. Akbar)

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Didahului lolongan anjing, kehadiran hantu Pastor Kepala Buntung diyakini akan muncul di TPU Jeruk Purut. Konon, siapa yang ingin bertemu dengan hantu tersebut harus datang dengan jumlah ganjil pada alam Jumat yang dipercaya sebagai waktu paling angker di Indonesia.

Oke, Kurusetra tidak akan membahas sosok Pastor Kepala Buntung di tulisan ini dan akan menurunkan kisah di baliknya di lain kesempatan. Kali ini Kurusetra ingin merawikan mengapa malam Jumat, terlebih malam Jumat Kliwon, dianggap keramat bagi sebagian besar rakyat Indonesia, terutama masyarakat Jawa.

Bagi masyarakat Jawa, malam Jumat adalah pintu gerbang alam gaib sehingga ada banyak larangan dan pantangan yang dilakukan di malam itu. Malam Jumat Kliwon dianggap sebagai waktu para hantu berkeliaran, baik di tempat keramat atau pun di tempat-tempat tertentu.

Alasannya, masyarakat Jawa di beberapa daerah percaya wajib menghentikan seluruh aktivitasnya di malam hari ketika bertepatan dengan Jumat Kliwon. Pasalnya, di malam ini kekuatan supranatural yang dipercaya beredar kuat dimanfaatkan untuk banyak ritual, seperti pesugihan, pengiriman teluh, santet, hingga pelet.

Baca Juga: Sunah Rasul di Malam Jumat Bukan Hanya Bercinta dengan Pasangan

Selain itu, sebagai masyarakat Jawa percaya, di malam Jumat Kliwon arwah orang tua hingga leluhur diberi kesempatan untuk mengunjungi keluarganya yang masih hidup. Karena itu, ada kebiasaan di masyarakat Jawa memasang sandingan (semacam sesaji berupa makanan/minuman favorit keluarga yang sudah wafat selama hidupnya). Dalam upacara "penyambutan" itu, hidangan yang paling sering diberikan adalah ikan bandeng dan secangkir kopi yang diletakkan di ruang tamu.

Kepercayaan lainnya yang muncul pada malam Jumat Kliwon adalah menjaga jenazah yang baru meninggal selama 40 hari. Terutama jenazah perempuan yang meninggal dunia dalam keadaan perawan, atau ibu muda yang wafat ketika mengandung. Penjagaan itu dilakukan agar tidak ada penggalian makam yang berujung pada pencurian tali untuk mengikat kain kafan jenazah.

Lalu bagaimana pandangan mitos tersebut dalam ajaran agama Islam?

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam mengajar umatnya untuk memperbanyak memanjatkan doa, berzikir dan ibadah dari kamis malam selepas Maghrib, hingga hari Jumat. Sebab, malam Jumat adalah salah satu waktu yang mustajab untuk berdoa.

"Di hari Jumat terdapat suatu waktu yang tidaklah seorang hamba Muslim yang ia berdiri melaksanakan shalat lantas dia memanjatkan suatu doa pada Allah bertepatan dengan waktu tersebut melainkan Allah akan memberi apa yang dia minta." (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad)

Sementara Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, hari jumat adalah hari ibadah. Kedudukan hari Jumat dibandingkan hari-hari yang ada, seperti bulan Ramadhan di antara bulan-bulan lainnya. "Sementara waktu istijabah (dikabulkannya doa) yang ada pada hari itu seperti lailatul qadar di bulan Ramadhan." (Zaad al-Ma'ad: 1/398)

Selain itu, ada juga tuntutan untuk membaca surah Al-Kahfi. Kemuliaan yang membaca Surah Al-Kahfi pada hari Jumat bagi pembacanya adalah disinari cahaya hingga Jumat pekan berikutnya.

"Barangsiapa yang membaca Surah Al Kahfi pada hari Jum'at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum'at." (HR. An Nasa'i dan Baihaqi).

TONTON VIDEO SURAH AL-KAHFI AYAT 1-10 DI SINI.

× Image