Home > Sejarah

Diberitakan Keturunan Ningrat dari Keraton Yogyakarta, Presiden Soeharto: Saya Anak Petani!

Presiden Soeharto sering blusukan ke rakyat kecil.
Presiden Soeharto.
Presiden Soeharto.

CERITA ABAH: Artikel ini adalah warisan berupa tuturan dari sejarawan sekaligus wartawan senior (Almarhum) Alwi Shahab kepada kami dan kami tulis ulang. Selamat Menikmati.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Presiden Soeharto, selain di Istana Negara dan Bina Graha, sering menerima tamu dan laporan para menteri di kediamannya di Jalan Cendana. Ada peristiwa yang mengesankan saya saat meliput di Cendana.

Pada awal 1970-an masih dapat dihitung dengan jari wartawan yang memiliki mobil. Begitu juga wartawan kepresidenan yang sering dilecehkan sebagai wartawan kerajaan dan wartawan keraton.

.

BACA JUGA: Kisah Punahnya Kebun Buah di Pasar Minggu, Padahal Sudah Ada Sejak Abad ke-19

Suatu ketika Pak Harto menerima sejumlah menteri dan tamu di kediamannya itu. Maka motor pun kami parkir di samping kanan pekarangan kediamannya. Tiba-tiba dari garasi muncul sebuah panser yang berjalan mundur menuju ke luar rumah.

Meskipun dipandu oleh seorang prajurit yang memberi aba-aba dari belakang, panser itu menerjang motor-motor yang tengah parkir. Karena motor Honda milik saya letaknya paling depan, paling dulu tergilas panser. Rupanya si pengemudi merasa dia menabrak sesuatu. Panser pun bergerak kembali ke depan dan untuk kedua kalinya melindas motor saya hingga gepeng kayak kerupuk.

BACA JUGA: Soekarno Hampir Mati Ditembak Saat Sholat Idul Adha di Istana Negara

Setelah diproses oleh seorang perwira jaga Cendana yang menyatakan siap untuk memberi ganti rugi, beberapa hari kemudian saya pun mendapat sebuah motor Honda baru. ‘’Untung, kan! Lain kali biar dilindas lagi,’’ kata teman-teman ngeledek.

Aturan protokoler istana kepresidenan menentukan, setiap hari para wartawan harus berpakaian rapi, mengenakan dasi, dan tidak boleh memakai pakaian jenis jean, serta sepatu kets. Menggunakan batik lengan panjang masih dibolehkan, tetapi bukan pada acara dimana presiden mengenakan baju batik.

BACA JUGA: Gempa Bumi Hancurkan Istana Bogor

Sementara, untuk acara-acara kenegaraan atau acara lain yang ditentukan, seperti juga presiden dan pejabat negara, wartawan istana juga harus menggunakan stelan jas. Masalahnya, tiap memakai pakaian lengkap dari kediaman saya di Tanah Abang ke Istana, ada teman yang bertanya, ‘’Mau kondangan ke mane, nih?’’

Presiden Soeharto sering blusukan... >>>

× Image