Home > Sejarah

Ribut-Ribut Soal Rumput JIS, Begini Dulu Orang Batavia Jual Beli Rumput

Dulu warga Jakarta membeli rumput untuk pakan kuda.
Polemik rumput JIS. 
Polemik rumput JIS.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Polemik Jakarta International Stadium (JIS) kian memanas dari renovasi sampai rumput yang akan diganti agar memenuhi standar FIFA. JIS akan menjadi salah satu tempat perhelatan Piala Dunia U-17 pada 10 November sampai 2 Desember 2023. Salah satu langkah yang dilakukan pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta adalah dengan memperbaiki rumput JIS agar sesuai dengan standar FIFA.

Sayangnya, niatan mengganti rumput JIS memicu polemik. Hal itu lantaran langkah tersebut dianggap sebagai keputusan politik. Bicara rumput, dahulu rumput di Batavia adalah barang dagangan. Biasanya rumput dijual untuk pakan ternak, terutama kuda.

BACA JUGA: Sejarah Papanggo dan Warakas, Lokasi Berdirinya JIS Warisan Anies yang Mau Direnovasi

.

Di Pasar Rumput, Manggarai, Jakarta Selatan, dulu menjadi tempat para penjual rumput menjajakan dagangannya. Zaenuddin HM dalam bukunya yang berjudul “212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe,” menjelaskan asal-usul nama Pasar Rumput karena dulunya pasar tersebut dijadikan tempat berdagang rumput untuk pakan kuda. Rumput disediakan untuk kuda karena zaman dulu transportasi masih menggunakan tenaga kuda.

Namun kini Sedulur tidak akan menemukan lagi penjual rumput di Pasar Rumput. Kini Pasar Rumput menjadi tempat jual beli barang-barang bekas, mulai dari koper, barang-barang toilet, sepatu, hingga sepeda.

BACA JUGA: Filosofi dan Makna Ornamen Gigi Balang di Rumah Betawi, Jadi Inspirasi Desain JIS

Penyebutan Pasar Rumput bermula ketika para pedagang pribumi menjual rumput dan sering mangkal di sana. Alasan para pedagang menjual rumput di pasar tersebut karena dilarang masuk ke permukiman elite Menteng yang terpisah oleh Sungai Ciliwung.

Saat itu permukiman Menteng hanya dihuni oleh orang-orang borjuis. Mereka banyak memelihara kuda yang saat itu menjadi alat transportasi mewah milik orang-orang kaya dan kompeni Belanda.

BACA JUGA: Polemik Sholat Id di JIS dan Sejarah Sholat Id di Lapangan

Karena Menteng merupakan kawasan elite, para pedagang rumput tidak bisa masuk untuk menjual dagangannya. Mereka pun mencari lokasi untuk menjual rumput yang lokasi berdekatan dengan wilayah Menteng.

Hingga 1950-an, masih dapat ditemui para penjual rumput sebagai pakan kuda dan sado (gerobak kuda) di Pasar Rumput. Seiring waktu kuda tidak lagi menjadi transportasi utama, termasuk warga Menteng. Dengan begitu pedagang rumput pun hilang dari Pasar Rumput dan berganti menjadi pedagang barang bekas.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Beli Radio di Arab Siarannya Ngaji Alquran, Dibawa ke Indonesia Isinya Musik Dangdut

.

BACA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
> SssTikTok: Download Video Gratis dari TikTok, Aman dari Virus, Hasil Video Bebas Watermark dan HD

> Download Lagu Pakai Y2Mate Gratis dari YouTube, Gampang, Cepat, Dijamin Aman

> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab

> Download Minecraft PE 1.19.11 Versi Terbaru, Legal dan Gratis Nikmati Fitur Update Terbaru

> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan

> SssTikTok: Download Video TikTok tanpa Watermark, Gratis, Mudah Video Langsung Save di HP

> FreeMP3Downloads: Gratis Download Lagu Indonesia, Barat, Korea, Gampang dan Cepat

> Download GB WhatsApp Gratis dari Google Chrome: Gampang, Anti-banned, Banyak Fitur Rancak

> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

× Image