Home > Budaya

Nyorog, Tradisi Bertukar Makanan Orang Betawi Jelang Puasa Ramadhan

Tradisi Nyorog saat ini mulai langka dilakukan karena banyak faktor.
Orang Betawi punya tradisi Nyorog yakni mengirimkan makanan kepada orang yang lebih tua menjelang Ramadhan.
Orang Betawi punya tradisi Nyorog yakni mengirimkan makanan kepada orang yang lebih tua menjelang Ramadhan.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Ada banyak tradisi yang melekat di kebudayaan masyarakat Indonesia yang menjadi kekayaan bangsa. Salah satunya adalah tradis Nyorog yang dilakukan masyarakat Betawi menjelang puasa Ramadhan. Sayangnya, tradisi ini perlahan-lahan mulai hilang.

Nyorog adalah tradisi masyarakat Betawi di mana mereka akan saling bertukar bingkisan antar tetangga yang satu dengan yang lain. Atau bisa juga kepada orang tua, keluarga, juga tentu saja calon mertoku.

BACA JUGA: Doa dan Niat Mandi dan Keramas Jelang Puasa Ramadhan, Arab dan Latin, Lengkap dengan Tata Caranya

Bingkisan yang dibawa biasanya berupa sembako dan berbagai masakan khas Betawi seperti daging kerbau, gabus pucung, sayur babanci, dan tentu saja semur jengki alias jengkol. Semua makanan itu biasanya dibawa memakai rantang.

Di masa lalu menurut sejarawan Alwi Shahab, anak pria yang punya gacoan wajib mendatangi calon mertuanya dengan membawakan ikan bandeng. "Berabe jika gak bertandang, akan dicoret jadi calon menantu," kata Alwi Shahab.

BACA JUGA: Doa Menyambut Ramadhan 2023, Arab dan Artinya

Nantinya bingkisan akan diantarkan anak-anak muda atau pasangan muda yang baru menikah atau baru bertunangan. Bingkisan akan diberikan kepada orang yang lebih tua atau tokoh masyarakat di sekitar rumah.

Nyorog berawal dari sebuah peristiwa ritus baritan atau upacara adat yang berkaitan dengan kepercayaan masyarakat terkait peristiwa alam. Kegiatan ini adalah refleksi antar interaksi yang melibatkan manusia, lingkungan, dan kepercayaan kepada Tuhan.

BACA JUGA: Rasulullah Gunakan Rukyat, Mengapa Muhammadiyah Memakai Hisab? Ini 9 Alasannya

Tradisi Nyorog bisa dibilang sudah ada sebelum Islam datang ke tanah Jawa. Saat itu masyarakat sering membawakan makanan atau sesajen untuk dipersembahkan kepada Dewi Sri yang merupakan simbol kemakmuran. Persembahan itu diberikan sebagai bentuk rasa syukur kepada Dewi Kemakmuran karena telah memberikan tanah, tanaman, dan berbagai bahan makanan kepada kehidupan manusia.

Namun seiiring perubahan zaman dan masuknya Islam ke Nusantara, khususnya Betawi, tradisi Nyorog kini dijadikan waktu untuk menghormati yang lebih tua. Menjelang puasa dan Lebaran, warga Betawi sering kita jumpai anggota keluarga yang lebih muda mengunjungi orang tua. Seperti babe, enyak, encang, encing, mamang, mertua hingga abang.

BACA JUGA: Niat Sholat Tarawih Ramadhan 2023, Arab, Latin, dan Artinya, Yuk Hafalkan

Sayangnya tradisi Nyorog semakin pudar. Saat ini sulit ditemui masyarakat Betawi melakukan tradisi Nyorog. Selain itu faktor ekonomi juga menjadikan tradisi Nyorog mulai memudar karena biasanya sering dilakukan hanya oleh keluarga yang punya kemapanan ekonomi.

Faktor lainnya karena semakin berkurangnya orang asli Betawi di Jakarta dan pindah ke kota-kota pinggiran, kemajemukan budaya di lingkungan menjadi faktor penyebab lainnya. Tidak sedikit orang Betawi yang menikah dengan para pendatang dari etnis lain, sehingga mereka juga ikut mudik ke kampung suami atau istri.

BACA JUGA: 7 Wali Penyebar Agama Islam di Tanah Betawi

Tradisi nyorog yakni bagi-bagi bingkisan kepada sanak keluarga, sudah menjadi sebuah kebiasan yang sejak lama dilakukan masyarakat Betawi sebelum datangnya bulan Ramadhan. Meski istilah nyorog-nya sudah mulai menghilang, namun kebiasan mengirim bingkisan sampai sekarang masih ada di dalam masyarakat Betawi.

BACA JUGA: Cara Pakai Y2Mate untuk Download Lagu YouTube dan Video TikTok Simpan di Smartphone

.

BACA JUGA TULISAN MENARIK LAINNYA:
>
8 Cara Download Lagu dari YouTube dan Video TikTok Ceramah Ramadhan, Gratis, Bebas Watermark

> Siapa Sapardi Djoko Damono yang Jadi Google Doodle Hari Ini? Pencipta Puisi Hujan Bulan Juni

> Alasan Gus Dur Senang Ziarah Kubur: Gak Percaya dengan yang Masih Hidup

> Kisah Jenaka Sutan Sjahrir dan Bung Hatta Saat Dibuang ke Banda Neira

> 8 Cara Download Lagu dari YouTube dan Video TikTok Ceramah Ramadhan, Gratis, Bebas Watermark

> 7 Fakta Sejarah Banda Neira, Pulau Penghasil Pala yang Bikin Bangsa Eropa Datang Menjajah

> Doa Ziarah Kubur untuk Orang Tua Sesuai Sunnah Nabi Muhammad

> Link Download GB WhatsApp (GB WA) Resmi Terbaru 2023 Lengkap dengan Cara Download dan Instal di HP

> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU

> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama

> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab

> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan

> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

× Image