Home > Sejarah

Apa Alasan Raden Saleh Membuat Lukisan Tandingan Penangkapan Pangeran Diponegoro?

Raden Saleh menggambarkan Pangeran Diponegoro saat ditangkap sebagai sosok yang tegas dan menahan marah.
Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro. Lukisan karya Raden Saleh itu diberi judul Penangkapan Pangeran Diponegoro sebagai wujud pembelaan Raden Saleh kepada sang pangeran. Foto: Wikipedia
Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro. Lukisan karya Raden Saleh itu diberi judul Penangkapan Pangeran Diponegoro sebagai wujud pembelaan Raden Saleh kepada sang pangeran. Foto: Wikipedia

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Sebelas November 1785, seorang bayi laki-laki lahir yang kelak membuat Kerajaan Belanda nyaris bangkrut lewat sebuah peperangan berjuluk "Perang Jawa". Bayi laki-laki dari keluarga Keraton Yogyakarta itu bernama Bendara Raden Mas Antawirya atau lebih dikenal sebagai Pangeran Diponegoro.

Salah satu momentum paling fenomenal dari rentetan hidup sang pangeran adalah saat dia dijebak Belanda saat perundingan. Jenderal De Kock yang mengundang Pangeran Diponegoro ke Magelang untuk berunding, nyatanya menangkap saat perundingan damai terjadi pada 28 Maret 1830 yang awalnya untuk membicarakan gencatan senjata dan mengakhiri Perang Jawa. Pangeran Diponegoro kemudian dibawa ke Batavia kemudian dibuang ke Makassar hingga wafat pada 1855.

BACA JUGA: Raden Saleh, Lukisan Pangeran Diponegoro, dan Perang Jawa yang Bikin Bangkrut Belanda

Penangkapan Pangeran Diponegoro karena pengkhianatan Belanda itu diabadikan pelukis Belanda Nicolaas Pieneman yang dibayar Jenderal de Kock dengan penggambaran versi penjajah. Pieneman menggambarkan Diponegoro dengan wajah lesu dan pasrah. Para pengikutnya pun dibuat menangisi penangkapan sang Pangeran dengan wajah-wajah perwira Belanda yang digambarkan sudah meraih kemenangan.

Raden Saleh yang diduga melihat lukisan Pieneman tersebut saat tinggal di Eropa tidak setuju dengan lukisan yang dibuat Pieneman. Raden memberikan sejumlah perubahan signifikan pada lukisan versinya; Pieneman menggambarkan peristiwa tersebut dari sebelah kanan, Raden Saleh dari kiri. Raden Saleh sengaja menggambar tokoh Belanda di lukisannya dengan kepala yang sedikit terlalu besar agar tampak lebih mengerikan.

BACA JUGA: Pejabat Turki Ottoman Nikahi Putri Panglima Perang Pangeran Diponegoro

Jika Pieneman menggambarkan Pangeran Diponegoro terlihat pasrah, Raden Saleh menggambarkan sang pangeran dengan raut tegas, menahan amarah dan sebagai pemenang yang bermoral. Jika Pieneman memberi judul lukisannya Penyerahan Diri Diponegoro, Saleh memberi judul Penangkapan Diponegoro.

Perubahan-perubahan ini dipandang sebagai rasa nasionalisme pada diri Saleh akan tanah kelahirannya di Jawa. Hal ini juga dapat terlihat pada busana pengikut Diponegoro. Pieneman sendiri tidak pernah ke Hindia Belanda, dan karena itu ia menggambarkan pengikut Diponegoro seperti orang Arab.

BACA JUGA: Sebelum Dipugar Bung Karno, Makam Raden Saleh Nyaris Hilang Dimakan Ilalang

Gambaran Saleh cenderung lebih akurat, dengan kain batik dan blangkon yang terlihat pada beberapa figur. Saleh juga menambahkan detail menarik, ia tidak melukiskan senjata apapun pada pengikut Diponegoro, bahkan keris Diponegoro pun tidak ada. Ini menunjukkan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada bulan Ramadhan, karena itu Pangeran dan pengikutnya datang dengan niat baik.

Setelah selesai dilukis pada 1857, Saleh mempersembahkan lukisannya kepada Raja Willem III di Den Haag. Penangkapan Pangeran Diponegoro baru pulang ke Indonesia pada 1978. Kepulangan lukisan tersebut merupakan perwujudan janji kebudayaan antara Indonesia-Belanda pada 1969, tentang kategori pengembalian kebudayaan milik Indonesia yang diambil, dipinjam, dan dipindahtangan ke Belanda pada masa lampau.

BACA JUGA: Sejarah Mangkuk Ayam Jago yang Jadi Doodle Google Hari Ini

Lukisan Penangkapan tidak termasuk ketiga kategori tersebut, karena sejak awal Saleh memberikannya kepada Raja Belanda dan tidak pernah dimiliki Indonesia. Lukisan tersebut akhirnya diberikan sebagai hadiah dari Istana Kerajaan Belanda dan sekarang dipajang di Istana Negara, Jakarta.

.

DENGARKAN DONGENG PILIHAN UNTUK ANDA:

.

BACA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
> Savefrom.net: Download Video Youtube Ubah Jadi MP3, Gratis, Gampang, Aman

> Y2Mate: Download Video YouTube Convert Menjadi Lagu (MP3), Aman, Gratis, Gampang

> YTMP3 Converter: Download Lagu MP3 dari YouTube, Aman, Gampang tanpa Instal Aplikasi di HP, Gratis

> FreeMP3Downloads: Gratis Download Lagu MP3 dan MP4, Cukup Ketik Judul Lalu Save di HP

> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab

> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan

> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?

> Download Lagu MP3 Gratis dari YouTube Pakai MP3 Juice Lalu Simpan di HP: Cepat dan Mudah

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

× Image