Home > News

Benarkah Gerakan Muhammadiyah dan Wahabi Berkaitan? Ini Jawaban Haedar Nashir

Konsep tadjid Muhammadiyah yang disebut sebagai puritan, purifikasi punya dimensi justru kuat pada ishlah atau karakter reformis.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Sebagian kecil umat Islam sering mengkaitkan gerakan dan paham keagamaan Muhammadiyah dengan aliran Islam seperti Wahabi yang identik keras dan ancaman. Padahal Muhammadiyah sesungguhnya tidak punya tautan terhadap Wahabi sebagaimana Kiai Hasyim Asy’ari, pada Wahabiah.

Seperti dinukil dari Muhammadiyah.or.id (https://muhammadiyah.or.id/muhammadiyah-tidak-punya-tautan-dengan-wahabi/), buku-buku dan kitab-kitab yang dibaca Kiai Ahmad Dahlan nyaris dalam daftarnya menurut Kiai Hadjid, salah seorang murid dan paling dekat dengan Kiai Dahlan menyebutkan tidak ada daftar Kitabut Tauhid karya Muhammad bin ‘Abdul Wahhab. Justru yang paling kuat dari Kiai Dahlan adalah Risalah At-Tauhid karya Muhammad Abduh dan Kitab Al-Iman karya Ibnu Taimiyah yang perspektifnya sangat mendalam dan luas.

BACA JUGA: Sering Disebut Wahabi, Ustadz Khalid Basalamah Ternyata dari Keluarga NU

Pernyataan itu ditegaskan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir dalam acara Seminar Nasional memperingati 1 tahun wafatnya KH Salahuddin Wahid yang diselenggarakan oleh Tebuireng Initiatives dengan tema ‘Memadukan Keberagaman, Bangsa Termajukan’, Sabtu (6/2). “Kiai Dahlan seperti juga Kiai Hasyim Asy’ari biarpun lama bermukim di Makkah tidak terpengaruh, ya kira-kira seperti ikan di laut yang tidak terpengaruh menjadi asin,“ kata Haedar.

Ketika di Indonesia, bahkan Kiai Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah di pusat kebudayan Jawa yaitu Yogyakarta yang sinkretis. Kiai Dahlan tetap sebagai Penghulu Kasultanan Yogyakarta saat menjadi Presiden Muhammadiyah, sehingga dalam diri Muhammadiyah terdapat kekuatan budaya walaupun ekspresinya berbeda.

BACA JUGA: Tak Hanya UAS, Ustadz Khalid dan Ustadz Syafiq, Buya HAMKA Juga Pernah Ditolak karena Disebut Wahabi

“Nah, konsep tadjid Muhammadiyah yang disebut sebagai puritan, purifikasi punya dimensi justru kuat pada ishlah atau karakter reformis. Inilah yang disebut Charles Kurzman menilai Kiai Dahlan sebagai Islam liberal karena keislaman dan reformisnya, ” kata Haedar.

Untuk itulah, Haedar meminta umat untuk memahami pentingnya perspektif sosiologi agar tidak mudah mengkaitkan Muhammadiyah dengan Wahabi, rujukan kitab sampai pada adopsi pikiran tidak bersinggungan. “Tetapi entah dalam pusaran konflik apa, lalu hal ini selalu di reproduksi,” tutur Haedar.

.

DENGARKAN DONGENG PILIHAN UNTUK ANDA:

.

BACA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
>
FreeMP3Downloads: Gratis Download Lagu MP3 dan MP4, Cukup Ketik Judul Lalu Save di HP

> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab

> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan

> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?

> Download Lagu MP3 Gratis dari YouTube Pakai MP3 Juice Lalu Simpan di HP: Cepat dan Mudah

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

× Image