Filosofi dan Makna Ornamen Gigi Balang di Rumah Betawi, Jadi Inspirasi Desain JIS
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Kebudayaan Betawi adalah akulturasi dari berbagai macam budaya. Akulturasi itu tercipta karena beragam bangsa yang datang ke Batavia lewat Pelabuhan Sunda Kelapa dengan berbagai kegiatan, termasuk perdagangan rempah-rempah.
Tak hanya bangsa Eropa saja, masyarakat dari India, China, Turki, hingga bangsa Melayu juga ikut terlibat dalam peleburan budaya. Satu dari sekian banyak hasil akulturasi yang masih lestari adalah hiasan gigi balang di rumah Betawi.
BACA JUGA: Orang Betawi Condet Makin Tergencet
Ornamen ini memiliki kemiripan di sebuah rumah tua di daerah Serdang, Selangor, Malaysia, yang menggunakan hiasan lisplang sejenis di sepanjang rangka atapnya. Rumah di negeri Perak yang dibangun di bantaran sungai Perak juga ditemukan menggunakan ornamen pada rangka. Namun pola ukiran pada ornamen serupa gigi balang itu lebih rumit. Baik hiasan rumah di Serdang, negeri Perak, dan rumah Betawi, memiliki kesamaan dalam bentuk dasarnya, yakni segitiga atau kerucut yang menunjuk ke arah bawah.
Dalam Kajian Semiotika Konotasi Ornamen Betawi Gigi Balang, Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 3, No.1, pp 79-86 karya Faiz, M. S., Saidi, A. I., Rudiyanto, G. (2020) dijelaskan, ornamen gigi balang Betawi ini sangat menarik untuk dikaji dari segi estetika, historis, maupun geografisnya. Dari segi fungsinya, gigi balang menutup lis rangka atap dari binatang yang berpotensi menyelinap masuk ke langit-langit rumah. Dengan menutup bagian ini, ia juga memberi nilai estetik karena bagian lis atap yang rawan nampak berserak menjadi lebih kemas.
BACA JUGA: Kata Ente Ane dalam Budaya Betawi yang Viral Gara-Gara Jindan Penantang Pesulap Merah
Ada lima jenis gigi balang pada rumah Betawi, yaitu kuntum melati, tumpal, potongan waru, wajik, dan wajik susun dua. Gigi balang jenis wajik biasanya kita jumpai di kantor Lembaga Kebudayaan Betawi.
Gigi balang pada dasarnya berbentuk segitiga terbalik yang melambangkan gunung yang memiliki dua kaki, yang bermakna kaki alam, kaki manusia, dan yang di pucuk adalah Tuhan. Ragam hias ini menyimbolkan keseimbangan di alam.
BACA JUGA: Humor Betawi: Dilarang Motong Hewan Kurban Pakai Sandal Jepit, Bukannya Mati Kambingnya Malah Geli
Kemiripan lisplang Melayu di tanah Betawi menjadi bukti eratnya hubungan antara bandar Sunda Kelapa dengan Tanah Melayu yang pada masa itu berpusat di Malaka. Pulau yang terpisah lautan hanya mungkin terhubung lewat jalur maritim yang menjadi jalur perdagangan rempah-rempah.
Ornamen gigi balang tidak dilestarikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan menempatkannya di berbagai fasilitas publik seperti flyover dan infrastruktur seperti JPO (Jembatan Penyeberangan Orang). Gigi balang juga menjadi salah satu inspirasi dalam pembuatan desain Jakarta International Stadium (JIS).
BACA JUGA: Kisah di Balik Papanggo-Warakas, Lokasi Berdirinya JIS
.
.
TONTON VIDEO PILIHAN:
.
BACA BERITA MENARIK LAINNYA:
> Humor NU: Orang Muhammadiyah Ikut Tahlilan Tapi Gak Bawa Pulang Berkat, Diledek Makan di Tempat Saja
> Bolehkah Makan Nasi Berkat dari Acara Tahlilan? Halal Bisa Jadi Haram
> Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"
> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah
> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah
> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab
.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.