Home > Sejarah

Asal Usul Karet Tengsin dan Kebun Sirih: Tempat Healing Nyonya Belanda di Belakang Istana

Kampung Karet Tengsin dulunya adalah wilayah perkebunan milik orang Cina bernama Tan Teng Sien.
Karet Tengsin. Kampung Karet Tengsin dulunya adalah wilayah perkebunan milik orang Cina bernama Tan Teng Sien. Foto: IST.
Karet Tengsin. Kampung Karet Tengsin dulunya adalah wilayah perkebunan milik orang Cina bernama Tan Teng Sien. Foto: IST.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Di Tanah Abang melewati Karet Tengsin, kampung ini sekarang ini sudah akibat modernisasi kota megapolitan. Nama ini berasal dari nama seorang Cina, Tan Teng Sien. Karena baik hati dan banyak memberi bantuan pada masyarakat, maka Ten Sien cepat dikenal. Di daerahnya ketika itu banyak tumbuh pohon karet dan dinamakan Kampung Karet Tengsin.

Di Karet Tengsin sampai 1960-an banyak berdiri industri batik. Ribuan orang yang terlibat di sekitarnya mendapat tambahan penghasilan sebagai pembatik. Terutama, warga dari daerah Senayan, sebelum dijadikan Gelanggang Olahraga Bung Karno (1962).

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Jin Kabur Dibacain Ayat Kursi, Setan Lari Dilempar Kursi, Setan Senayan Rebutan Kursi

Dari Karet Tengsin kita melompat agak jauh ke Kebon Sirih, Jakarta Pusat, yang dibangun awal abad ke-19 sebagai garis pertahanan Van den Bosch. Dari namanya sudah dapat diperkirakan, kawasan itu dahulu merupakan kebun sirih.

Sampai awal 1960-an, sirih sangat digemari banyak orang untuk dikunyah-kunyah. Istilahnya makan sirih. Kelengkapannya antara lain adalah kapur (sirih), pinang dan gambir.

BACA JUGA: Y2Mate: Download Video YouTube Ubah Jadi MP3 Gratis tanpa Aplikasi, Mudah dan Cepat

Dulu, para nyonya kelas atas umumnya menggemari makan sirih. Karena itu, kalau mereka bepergian disertai empat atau lima orang budaknya yang khusus menyediakan tempat sirih, tempolong (tempat meludah sirih), dan budak yang memayunginya.

Karena kesejukannya, pada pertengahan abad ke-19, Kebon Sirih oleh Belanda dijuluki de nieuwe weg achter het Koningspllein atau alam baru di belakang Istana Raja (kini Istana Merdeka). Kemudian, karena di sana tinggal seorang hartawan yang dermawan bernama KF Holle, maka di dekat Kebon Sirih yang kini bernama Jl Sabang disebut Laan Holle.

BACA JUGA: Profil Dedi Mulyadi, Anggota DPR yang Digugat Cerai Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika

.

TONTON VIDEO PILIHAN:

.

BACA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
>
FreeMP3Downloads: Gratis Download Lagu MP3 dan MP4, Cukup Ketik Judul Lalu Save di HP

> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab

> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan

> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?

> Download Lagu MP3 Gratis dari YouTube Pakai MP3 Juice Lalu Simpan di HP: Cepat dan Mudah

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

× Image