Ibu-Ibu Berpakaian Kebaya dan Rambut Dikonde Dipaksa Belajar Bahasa Jepang
Kembali ke masa pendudukan Jepang (Maret 1942-Agustus 1945), merupakan masa paling susah bagi rakyat Indonesia. Banyak orang hidup melarat hingga tidak sedikit yang menderita busung lapar (hongeroedeen). Itu karena banyak hasil panen harus diserahkan pada tentara pendudukan Jepang untuk konsumsi tentaranya di medan perang.
Ratusan ribu orang harus jalani kerja paksa. Sebagai contoh dari 22 ribu romusha yang dikirim ke Pakanbaru untuk membangun jalan kereta api yang hidup sekitar lima ribu orang setelah perang berakhir.
BACA JUGA: Download WhatsApp GB (WA GB) Versi Terbaru Agustus 2022: Cepat, Mudah, dan Dijamin Anti-banned
Seluruhnya 4,1 juta orang yang mengikuti romusha. Dari Jakarta saja delapan ribu orang.
Korban selama pendudukan Jepang yang sangat memprihatinkan ialah budak seks atau istilah dalam bahasa Jepang jungun ianfu. Mereka adalah para wanita yang dipaksa harus melayani kebutuhan seks para prajurit Jepang yang bertugas di Indonesia.
JANGAN LEWATKAN ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
> Humor Gus Dur: Jenderal Orba Menang Lomba Tebak Umur Mumi, Caranya Dipukulin Sampai Ngaku Sendiri
> Sejarah Sumpit yang Diharamkan Dipakai Umat Islam untuk Makan
>Tak Perlu Pakai Pawang, Begini Cara Muhammadiyah Cegah Hujan
> Pawang Hujan Mandalika, Ustadz Khalid Basalamah: Pawang Hujan Itu Dukun, Haram Hukumnya dalam Islam
> Humor Gus Dur: Gara-Gara Dikirimi PSK, Gus Dur Terpaksa Tidur di Sofa
.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.