Home > Sejarah

Asal Usul Nama Jalan Warung Buncit yang Diganti Jadi Jalan Hj Tutty Alawiyah

Warung Buncit diambil dari nama sebuah warung yang dimiliki orang Tionghoa.
Kantor Republika di Jalan Warung Buncit. Pemprov DKI meresmikan pergantian 23 nama jalan di Jakarta dengan nama tokoh Betawi. Foto: Republika.
Kantor Republika di Jalan Warung Buncit. Pemprov DKI meresmikan pergantian 23 nama jalan di Jakarta dengan nama tokoh Betawi. Foto: Republika.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan meresmikan perubahan nama-nama jalan di Ibu Kota menggunakan nama-nama tokoh Betawi. Satu dari 23 nama jalan yang diubah adalah Jalan Warung Buncit menjadi Jalan Hj. Tutty Alawiyah.

Jalan Warung Buncit punya sejarah panjang. Penamaan jalan di Jakarta, termasuk Warung Buncit menyimpan memori kolektif warga Jakarta.

BACA JUGA: 23 Nama Tokoh Betawi Gantikan Nama Jalan di Jakarta

Zaenuddin HM dalam bukunya 212 Asal Usul Djakarta Tempo Doeloe, menjelaskan nama Warung Buncit berasal dari warung milik seorang Tionghoa bernama Bun Tjit. Nama "Buncit" diambil dari nama Tionghoa bukan dari fisik pemilik warung yang memiliki perut buncit.

Penjelasan tentang asal usul Jalan Warung Buncit, Kurusetra dapatkan dari sejarawan sekaligus wartawan senior Republika, Alwi Shahab rahimahullah, bercerita, di masa lalu Jalan Warung Buncit menjadi tempat berbaurnya masyarakat Betawi dengan orang China atau Tionghoa. Di wilayah tersebut berbaur pribumi dan orang China tanpa mempermasalahkan ras dan agama.

BACA JUGA: 23 Nama Tokoh Betawi Gantikan Nama Jalan di Jakarta

Abah Alwi bercerita, ia pernah mewawancarai Haji Irwan Sjafi’ie, seorang pria yang pernah menjadi Ketua Lembaga Kebudayaan Betawi sekaligus mantan lurah selama 24 tahun di tiga kelurahan di Jakarta Selatan. Irwan menuturkan, sejak dulu warga Betawi dan Tionghoa hidup rukun, bahkan hingga medio 1960-an di tiap lorong dan tempat di Jakarta pasti ada pedagang China yang membuka warung dan bahan pokok, termasuk rempah-rempah. Masyarakat pribumi, khususnya orang Betawi, tidak pernah mempersoalkan kehadiran mereka.

“Bahkan, kata Irwan, banyak nama warung yang kemudian terkenal sebagai nama tempat hingga saat ini. Seperti Jl Warung Buncit, karena Cina pemilik warung di sini perutnya gendut alias buncit. Nama Warung Pedok di Tebet, karena Cina pemilik warung kakinya dengdek (pedok),” kata Abah Alwi.

BACA JUGA: Muhammadiyah Ungkapkan 14 Pokok Ajaran LDII yang Pernah Ditetapkan Sebagai Aliran Sesat

Warung Buncit tersebut menurut Abah Alwi berada di antara Jalan Mampang Prapatan XIV dan XIII yang kini menjadi bangunan empat lantai milik Yayasan Madrasah Sa’adutdarain. Menurut Abah, meski warung dan pemiliknya sudah tidak ada, nama Warung Buncit masih abadi.

BACA BERITA MENARIK LAINNYA:
> Humor NU: Orang Muhammadiyah Ikut Tahlilan Tapi Gak Bawa Pulang Berkat, Diledek Makan di Tempat Saja

> Bolehkah Makan Nasi Berkat dari Acara Tahlilan? Halal Bisa Jadi Haram

> Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"

> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah

> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU

> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama

> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab

> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan

> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

× Image