Legenda Gunung Merapi, Murkanya Para Dewa dan Kutukan Dua Empu Sakti Mandraguna
Raja para dewa, Batara Guru lalu mengirimkan utusannya Batara Narada dan Dewa Penyarikan serta sejumlah pengawal dari Istana Kahyangan untuk membujuk kedua empu tersebut. Namun, kedua dewa itu kaget bukan kepalang lantaran menyaksikan kedua empu tersebut sedang menempa sebatang keris bukan dengan palu dan landasan logam, melainkan dengan kepalan tangan dan paha. Kepalan tangan kedua empu itu bagaikan palu baja sehingga setiap tempaannya membuat batangan besi yang dicampur berbagai macam logam mengeluarkan percikan cahaya.
Sayangnya permintaan para dewa tidak dapat dikabulkan kedua empu tersebut. Mereka menolak pindah karena beralasan jika dalam membuat keris tidak bisa sembarangan waktu dan tempat.
BACA JUGA: Humor Gus Dur: Semua Milik Allah, Kiai Potong Ayam Santri, Dibalas Santri Sembelih Kambing Kiai
Karena kesal, kedua dewa utusan itu pun berusaha mengancam kedua empu. Pertarungan pun tidak bisa dihindari. Ternyata kedua empu tersebut sakti mandraguna sehingga utusan Kahyangan pontang panting dan kalah.
Mereka lalu pulang ke Kahyangan dan melapor ke Batara Guru. Batara Guru yang murka memerintahkan Dewa Bayu segera memindahkan Gunung Jamurdipa dengan cara meniupnya. Tiupan Dewa Bayu pun menerbangkan Jamurdipa dan kemudian jatuh tepat di atas perapian kedua empu tersebut.
BACA JUGA: SssTiktok, Aplikasi Download Video TikTok tanpa Watermark, Begini Cara Menggunakannya
Kedua pembuat keris itu pun tewas tertindih Gunung Jamurdipa. Berdasarkan tuturan rakyat, kedua empu itu menjadi penunggu gunung, sementara perapian tempat keduanya membuat keris sakti berubah menjadi kawah. Karena kawah itu awalnya adalah sebuah perapian maka para dewa mengganti nama gunung itu menjadi Gunung Merapi.
Penolakan itu kedua empu itu pun memunculkan petaka abadi di Gunung Merapi. Salah satunya berbentuk magma Merapi yang terus memanas hingga sekarang. Karena itu, banyak masyarakat percaya jika erupsi Gunung Merapi berkaitan dengan amarah kedua penjaga tersebut yang abadi hingga sekarang.
BACA BERITA MENARIK LAINNYA:
> Humor NU: Orang Muhammadiyah Ikut Tahlilan Tapi Gak Bawa Pulang Berkat, Diledek Makan di Tempat Saja
> Bolehkah Makan Nasi Berkat dari Acara Tahlilan? Halal Bisa Jadi Haram
> Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"
> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah
> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU
> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama
> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab
> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.