Mengapa Jumlah Kiai di Muhammadiyah Terus Turun?
Kedua, kedudukan seseorang lebih ditentukan sejak lahir (ascribed status). Seseorang yang berdarah “hijau” (keturunan kiai) punya chance lebih besar untuk menjadi kiai dibanding orang lain. Sebaliknya, dalam masyarakat modern kedudukan seseorang ditentukan oleh prestasinya (achieved status).
"Dengan demikian, modernitas yang selama ini menjadi ciri pemikiran dan sikap sosial Muhammadiyah telah membuat ladang yang gersang bagi tumbuhnya kiai," ujar dia.
BACA JUGA: Gara-Gara Pak AR, Ratusan Orang NU Sholat Tarawih Cara Muhammadiyah
Ketiga, anak cucu kiai Muhammadiyah tidak serta-merta diistimewakan. Tidak banyak orang berdatangan untuk minta berkah kepada kiai Muhammadiyah. "Egalitarianisme menyebabkan kedudukan kiai dalam Muhammadiyah tidak lagi istimewa," tutur dia.
Dengan demikian dapat disimpulkan memang terjadi penurunan kuantitas kiai dalam Muhammadiyah dan itu berimplikasi hilangnya dominasi kiai dalam kepemimpinan. Kiai menurut Prof Syafiq, menjadi barang langka dalam Muhammadiyah. "Sekalipun demikian, tidak berarti bahwa kuantitas ulama juga menurun," kata dia.
BACA JUGA: Humor Gus Dur: Perbedaan Muhammadiyah-NU, Muhammadiyah Ajarannya Merujuk ke Rasulullah, NU Ya Sama
Lalu apa bedanya kiai dengan ulama? Kiai adalah konsep antropologis. Seseorang menjadi kiai karena komunitasnya menyebutnya demikian. Jika seseorang itu berada di luar komunitasnya sangat mungkin tak seorang pun mengakuinya sebagai kiai.
"Yang terpenting adalah pengakuan masyarakat, sedangkan keilmuan dan kepemimpinan adalah persoalan kedua," kata dia mengakhiri utasnya.
BACA BERITA MENARIK LAINNYA:
> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU
> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama
> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab
> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan
> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?
.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.