Home > Sejarah

Setiap Malam Minggu Orang Belanda Pesta Dansa Hingga Mabuk di Kota

Ratusan pasangan berkumpul di Hotel der Nederlanden di Rijswijk kini daerah kota untuk berpesta dansa sampai mabuk.
Ratusan pasangan berkumpul di Hotel der Nederlanden di Rijswijkme menghabiskan malam minggu sambil berdansa dan mabuk. Foto: Wikipedia.
Ratusan pasangan berkumpul di Hotel der Nederlanden di Rijswijkme menghabiskan malam minggu sambil berdansa dan mabuk. Foto: Wikipedia.

CERITA ABAH: Artikel ini adalah warisan berupa tuturan dari sejarawan sekaligus wartawan senior (Almarhum) Alwi Shahab kepada kami dan kami tulis ulang. Selamat Menikmati.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Saban malam minggu, para warga Belanda dan Eropa yang hidup di Batavia pada era 1930-an, menghabiskan malam dengan pesta dansa dan mabuk-mabukan. Ratusan pasangan berkumpul di Hotel der Nederlanden di Rijswijk (Jalan Veteran) yang kini berubah fungsi menjadi Gedung Bina Graha, salah satu tempat kegiatan Kepala Negara sehari-hari.

Gedung Bina Graha letaknya terletak di sudut kiri Jalan Veteran II, bersebelahan dengan Istana Negara. Ketika itu, mereka yang baru datang ke Batavia dari Eropa dan para turis domestik warga Barat, di malam hari seperti juga sekarang banyak mendatangi tempat-tempat hiburan. Di samping Hotel der Nederlanden, tempat hiburan yang banyak didatangi adalah Hotel des Indes di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Kota, yang kini telah menjadi pertokoan.

BACA JUGA: Istilah-Istilah Belanda yang Kini Dipakai di Sepak Bola Indonesia

Bukan hanya di malam Minggu, di hari-hari lainnya mulai pukul 19.00 WIB sampai 23.00 malam diadakan pesta dansa diiringi konser musik yang berlangsung di teras dan pekarangan Hotel der Nederlanden. Masyarakat Belanda menikmati kehidupan mewah di negeri jajahannya. Hampir tidak pernah warga pribumi datang ke pesta tersebut.

Belanda memang melakukan politik diskriminasi dan menyebut pribumi sebagai inlander atau bangsa kuli. Selain konser ada upacara santap malam yang tentu saja harganya tidak terjangkau warga Indonesia.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Kalau Punya Duit Saya Mending Dagang Rambutan daripada Bikin Bank Islam

Warga Belanda termasuk muda-mudi Indo paling senang menyelenggarakan pesta, yang selalu diikuti dansa-dansa. Termasuk mereka yang tinggal di kampung-kampung.

Hotel der Nederland, yang kini menjadi Gedung Bina Graha, merupakan salah satu gedung tertua di Rijswijk, ketika daerah ini sebagian besar penduduknya warga pribumi. Kemudian menjadi tempat kediaman Letnan Gubernur Raffles pada masa pemerintahan Inggris (1811-1816).

BACA JUGA: Benarkah Adolf Hitler Jadi Mualaf dan Meninggal di Indonesia?

Untuk itu, Raffles ingin menjadikan kawasan Rijswijk dan tetangganya Noordwijk (kini Jl Juanda) sebagai kawasan Eropa. Dia menggusur rumah-rumah pribumi, toko-toko Cina dan tempat pemakaman umum.

Setelah berakhirnya kekuasaan Inggris dijadikan hotel. Pada tahun 1950-an, Hotel mder Nederlanden berganti nama jadi Hotel Dharma Nirmala. Kemudian oleh Bung Karno dijadikan sebagai Markas Cakrabirawa, pasukan khusus yang mengawal presiden dan keluarganya.

Akhirnya pada 1970-an oleh Pak Harto dijadikan gedung Bina Graha. Di tempat inilah tiap Selasa, Pak Harto memimpin sidang kabinet bidang ekonomi. Kala itu pemerintah benar-benar menjaga agar persediaan bahan-bahan pokok terjamin dan harga-harga tidak melonjak.

BACA JUGA:
Humor Gus Dur: Yang Pendendam Itu Unta Bukan Manusia
Humor Gus Dur: Ratusan Orang NU Jadi Muhammadiyah karena Sholat Tarawih

Sujiwo Tejo: Yang Belain Wayang Mungkin Hanya Ingin Gaduh

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di KURUSETRA dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

× Image