Home > Sejarah

Asal Mula Istilah Laki-Laki Mata Keranjang

Istilah itu lahir karena para pria pribumi senang menonton noni Belanda main bola keranjang di Lapangan Singa.
Lapangan singa (kini Lapangan Banteng), jadi tempat noni-noni Belanda bermain bola keranjang (basket). Saat itu banyak laki-laki pribumi cuci mata menonton para noni Belanda olahraga.
Lapangan singa (kini Lapangan Banteng), jadi tempat noni-noni Belanda bermain bola keranjang (basket). Saat itu banyak laki-laki pribumi cuci mata menonton para noni Belanda olahraga.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Dasar laki-laki mata keranjang! Pernah dengar kalimat makian itu, atau jangan-jangan Anda punya pengalaman pribadi. Namun dari mana sebenarnya umpatan tersebut?

Semua berawal dari kegemarannya para perempuan blasteran Belanda-Indonesia atau yang disebut wanita Indo bermain bola basket. Di era 1960-an permainan itu disebut sebagai bola keranjang. Mereka, para wanita Indo sering bermain bola keranjang di Lapangan Singa (kini Lapangan Banteng) dan Lapangan Ikada (Monas).

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Kalau Punya Duit Saya Mending Dagang Rambutan daripada Bikin Bank Islam

Setiap pertandingan, walau pun hanya latihan sekali pun, penontonnya selalu membludak. Tentu saja didominasi kaum Adam. Mereka datang bukan ingin menonton pertandingan, tetapi lebih condong ke cuci mata, melihat noni-noni bercelana pendek yang tentu saja memamerkan pahanya yang putih mulus. Dari kegiatan itulah muncul istilah "Mata Keranjang".

Di era itu, selain lapangan singam juga banyak dibangun kolam renang. Lidah Betawi menyebutnya Swembad. Kolam-kolam renang itu ada di Cikini (TIM), Manggarai (kini jadi pertokoan Sarinaj Jaya, dan Princen Park (kini Lokasari).

Nah, meski orang Betawi masih suka ngobak di Sungai Ciliwung yang waktu itu airnya masih jernih, tapi tidak sedikit yang pergi ke swembad. Tujuannya? Apalagi kalau bukan untuk cuci mata. Namun, objek cuci mata kaum Adam adalah noni-noni Belanda, karena hanya mereka yang berani memakai pakaian renang terbuka, sementara gadis pribumi masih tabu memakai pakaian renang.

BACA JUGA:
Humor Gus Dur: Yang Pendendam Itu Unta Bukan Manusia
Humor Gus Dur: Ratusan Orang NU Jadi Muhammadiyah karena Sholat Tarawih
Sujiwo Tejo: Yang Belain Wayang Mungkin Hanya Ingin Gaduh

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di KURUSETRA dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

× Image