itemprop='headline'

Pulau Jawa Miring ke Selatan, Apakah akan Tenggelam?

Pulau Jawa miring ke arah Selatan. Dalam legenda dikisahkan Gunung Merapi awalnya berada di laut selatan Jawa.
Pulau Jawa miring ke arah Selatan. Dalam legenda dikisahkan Gunung Merapi awalnya berada di laut selatan Jawa.

KURUSETRA — Salam Sedulur… Jika diibaratkan sebuah kapal, Pulau Jawa mungkin saat ini sudah miring ke arah Utara. Alasannya karena wilayah utara pulau Jawa saat ini lebih banyak dihuni dan lebih pesat pembangunan. Namun, dalam cerita legenda, Pulau Jawa ternyata memang pernah dikisahkan miring tapi ke arah selatan.

Menurut cerita legenda budaya Jawa bernama Jamurdipa, penyebab pulau Jawa miring ke Selatan karena keberadaan Gunung Merapi. Dalam legenda dikisahkan Gunung Merapi awalnya berada di laut selatan Jawa.

Namun gara-gara Pulau Jawa miring atau berat sebelah ke arah selatan, para para dewa memindahkan Jamurdipa ke tengah-tengah pulau, sehingga kini Gunung Merapi kini berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta menurut legenda budaya Jawa dulunya bernama Jamurdipa.

Awalnya Gunung Jamurdipa dari Laut Selatan merupakan gunung biasa. Namun pemindahannya membuat gunung itu menjadi gunung berapi.

BACA JUGA: Kisah Raja Jawa yang Naik Takhta Hanya Sehari Semalam Lalu Dilengserkan

Perpindahan Gunung Jamurdipa ke tanah datar di tengah-tengah pulau, membuat Jawa menjadi seimbang. Namun memindahkan Gunung Jamurdipa ternyata bukan perkara mudah.

Di tanah datar yang dipilih ternyata hidup dua orang kakak beradik pembuat keris sakti. Empu Rama dan Empu Pamadi saat itu sedang membuat sebuah keris dan belum menyelesaikan pekerjaan.

Raja para dewa, Batara Guru lalu mengirimkan utusannya Batara Narada dan Dewa Penyarikan serta sejumlah pengawal dari Istana Kahyangan untuk membujuk kedua empu tersebut. Kedua dewa itu kaget bukan kepalang lantaran menyaksikan kedua empu tersebut sedang menempa sebatang keris bukan dengan palu dan landasan logam, melainkan dengan kepalan tangan dan paha.

BACA JUGA: Terburu-buru Baca Alquran Selama Ramadhan, Ternyata Rasulullah Melarang terburu-buru

Kepalan tangan kedua empu itu bagaikan palu baja sehingga setiap tempaannya membuat batangan besi yang dicampur berbagai macam logam mengeluarkan percikan cahaya. Sayangnya permintaan para dewa tidak dapat dikabulkan kedua empu tersebut.

Mereka menolak pindah karena beralasan jika dalam membuat keris tidak bisa sembarangan waktu dan tempat. Karena kesal, kedua dewa utusan itu pun berusaha mengancam kedua empu.


Pertarungan pun tidak bisa dihindari. Ternyata kedua empu tersebut sakti mandraguna sehingga utusan Kahyangan pontang panting dan kalah.

Mereka lalu pulang ke Kahyangan dan melapor ke Batara Guru. Batara Guru yang murka memerintahkan Dewa Bayu segera memindahkan Gunung Jamurdipa dengan cara meniupnya. Tiupan Dewa Bayu pun menerbangkan Jamurdipa dan kemudian jatuh tepat di atas perapian kedua empu tersebut.

Kedua pembuat keris itu pun tewas tertindih Gunung Jamurdipa. Berdasarkan tuturan rakyat, kedua empu itu menjadi penunggu gunung, sementara perapian tempat keduanya membuat keris sakti berubah menjadi kawah. Karena kawah itu awalnya adalah sebuah perapian maka para dewa mengganti nama gunung itu menjadi Gunung Merapi.

Penolakan itu kedua empu itu pun memunculkan petaka abadi di Gunung Merapi. Salah satunya berbentuk magma Merapi yang terus memanas hingga sekarang. Karena itu, banyak masyarakat percaya jika erupsi Gunung Merapi berkaitan dengan amarah kedua penjaga tersebut yang abadi hingga sekarang.

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.