Takut Rajanya Tersedak Duri Ikan, Koki Kerajaan Banten Ciptakan Sate Bandeng untuk Raja Maulana Hasanuddin
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Setiap keluarga bangsawan atau kerajaan memiliki makanan favorit yang khusus disajikan kepada keluarga raja atau sultan. Di Kesultanan Banten, sate ikan bandeng salah satu makanan kegemaran Sultan Maulana Hasanuddin.
Sate ikan bandeng adalah perpaduan daging ikan bandeng, santan, dan rempah-rempah ini. Makanan ini disebut sudah ada sejak zaman sultan pertama Banten, Sultan Maulana Hasanuddin sekitar 1552-1570.
Dinukil dari situs resmi Kemendikbud, dalam babad Banten, Sang Sultan diceritakan ingin makan ikan bandeng. Namun ikan bandeng yang memiliki banyak duri halus bisa berbahaya untuk Sultan atau pun para petinggi kerajaan jika diolah secara langsung seperti dibakar atau dikukus.
Baca Juga: Punya Rempah-Rempah Melimpah, Kesultanan Banten Jadi Primadona Bangsa Eropa Hingga India
Koki kerajaan pun putar otak. Akhirnya para koki menghancurkan daging ikan lalu menarik tulang dan duri-durinya terlebih dahulu.
Daging ikan lalu dihaluskan dan disaring untuk memisahkan tulang dan duri yang keras. Daging ikan bandeng yang sudah halus kemudian dicampur rempah sebagai adonan sebelum dimasukan ke bambu dan dibakar hingga matang.
Ternyata eksperimen koki kerajaan disukai Sultan. Akhirnya sate bandeng yang mirip dengan sate lilit ini menjadi salah satu makanan wajib masyarakat Banten hingga sekarang.
Baca Juga: Maulana Hasanuddin Dirikan Kota Banten dan Masjid Agung Tepat 1 Muharram/Suro
Jika dulu sate bandeng hanya disantap keluarga bangsawan dan kerajaan saja. Kini sate ikan bandeng menjadi santapan sehari-hari masyarakat biasa. Bahkan makanan ini dijadikan oleh-oleh bagi wisatawan yang berkunjung ke Serang atau kawasan pesisir di Provinsi Banten.