Home > Sejarah

Mengapa Tahun Baru Diperingati Setiap 1 Januari? Begini Sejarah Tahun Baru

Sejarah tahun baru pada 1 Januari dimulai oleh warga Babilonia sejak 4.000 tahun silam dan diikuti hingga saat ini.

Pesta Kembang Api di Malam Pergantian Tahun. Sejarah malam tahun baru diperingati setiap 1 Januari.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Detik-detik pergantian tahun dimulai. Seluruh dunia merayakan, termasuk Indonesia. Tapi tahukah Sedulur alasan mengapa peringatan tahun baru diperingati setiap 1 Januari?

Sejarah tahun baru pada 1 Januari dimulai oleh warga Babilonia sejak 4.000 tahun silam. Beberapa negara yang warganya mayoritas penganut Nasrani juga merayakan hari Natal.

Dinukil dari Encyclopedia Britannica, sejarah penetapan 1 Januari berasal dari tradisi Romawi. Saat itu, Raja Romawi Numa Pompilius melakukan revisi terhadap kalender Republik Romawi.

Awalnya bulan pertama dalam kalender adalah Maret. Namun Raja Numa mengubah Januari sebagai bulan pertama di tahun baru karena Januari diyakini sebagai Janus atau Dewa Permulaan Romawi. Sedangkan Maret, diyakini sebagai Mars atau Dewa Perang.

Raja Numa memerintah Romawi pada 715-673 SM Tahun C atau Tahun Liturgi Gereja. Namun ada juga versi lain yang menunjukkan Januari secara resmi dijadikan awal tahun sejak 153 SM.

Januari ditetapkan sebagai awal tahun Masehi semakin lumrah setelah Julian Caesar melakukan perubahan. Julian Caesar disebut berkonsultasi dengan beberapa ahli matematika dan astronomi untuk menyempurnakan penanggalan Masehi.

Sejak tahun 46 SM, kalender Julian (hasil revisi Julian Caesar) dipakai banyak orang dan penggunaannya semakin menyebar dan terus mengalami penyempurnaan. Perubahan kalender tersebut banyak dilakukan negara-negara dengan penganut Kristennya mayoritas.

Ketika Roma jatuh pada abad ke-5, banyak negara Kristen mengubah kalendernya agar lebih mencerminkan agama Nasrani. Mereka menjadikan 25 Maret sebagai Hari Paskah dan 25 Desember sebagai Hari Natal.

SEMPAT SALAH

Perubahan kalender Julian dilaporkan pernah mengalami kesalahan dalam perhitungan kabisat. Kesalahan itu membuat berbagai peristiwa terjadi pada musim yang salah selama beberapa abad.

Kemudian Paus Gregorius XIII memperkenalkan kalender yang direvisi pada 1582. Kalender itu dikenal sebagai kalender Gregorian yang berisikan 365 hari dalam satu tahun dan dikenal serta dipakai hingga saat ini.

Sejumlah negara yang mayoritas warganya adalah Nasrani, seperti Italia, Prancis, dan Spanyol pun menerima kalender Paus Gregorius XIII. Namun negara-negara Protestan dan Ortodoks cukup lambat dalam mengadopsinya.

Bahkan, Inggris tercatat baru mengikuti kalender Gregorian pada 1752. Sebelum perubahan, Inggris merayakan tahun baru pada 25 Maret.

Saat ini kalender Gregorian ini menjadi standar dalam menentukan tahun secara global. Namun, ada juga kalender lain yang dipakai sejumlah negara. Seperti umat Islam yang memakai penanggalan Hijriyah dan etnis Tiongkok yang menggunakan penanggalan lunar.

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

× Image