itemprop='headline'

Orang Tua yang Merokok, Anak yang Kena Getahnya, Bawa Risiko Penyakit Jantung Sampai Kanker Paru

Rokok. Anak-anak yang terpapar asap rokok punya risiko besar terkena berbagai penyakit. Foto: Republika
Rokok. Anak-anak yang terpapar asap rokok punya risiko besar terkena berbagai penyakit. Foto: Republika

REPUBLIKA KIDS — Halo Kids… Orang tua, bapak atau ibu yang berstatus sebagai perokok aktif seharusnya mulai berpikir beribu kali lipat untuk merokok di depan anak-anak. Pasalnya, tak hanya perokok aktif saja, perokok pasif juga punya risiko besar dan harus kena getahnya.

Tak hanya rokok kretek dari tembakau saja, rokok elektrik atau vape juga punya bahaya yang sama besar. Bukan hanya untuk perokok aktif, perokok pasif yang terpapar asap rokok pun punya risiko mendapatkan penyakit.

BACA JUGA: Berapa Lama Cahaya Matahari Sampai ke Bumi?

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof. Dr. dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K) mengungkapkan ada tiga zat berbahaya dan berdampak buruk bagi kesehatan yang terkandung dalam rokok elektrik, vape serta rokok tembakau. Tiga zat atau bahan berbahaya tersebut adalah nikotin, bahan karsinogenik, dan partikel halus. Berikut penjelasan efek dan dampaknya pada kesehatan.

"Karsinogenik yang dapat memicu terjadinya kanker," kata dr Agus seperti dinukil dari Antara, Kamis (28/12/2023).

BACA JUGA: Apa Itu Planet dan Mengapa Pluto tak Bisa Disebut Planet?

Guru Besar bidang Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi dari FKUI itu menyebutkan meski tidak mengandung tar seperti rokok konvensional, rokok elektrik ternyata juga memiliki bahan karsinogenik yang tak kalah berbahaya. "Riset menunjukkan bahan karsinogenik ini ada banyak di dalam cairan vape dan tentunya meningkatkan risiko kanker. Contohnya itu seperti zat logam apabila terlarut dalam cairan itu akan karsinogen," ujar Agus.

Untuk menguatkan pernyataan tersebut, penelitian yang dimuat dalam jurnal berjudul "Electronic Ciggarate Smoke Induce Lung Adenocarcinoma and Bladder Urothelial Hyperplasia in Mice" (2018) menunjukkan bahaya dari zat karsinogenik rokok elektrik. Dalam penelitian itu 40 tikus terekspos oleh kandungan uap rokok elektrik selama 54 minggu dan didapati 22,5 persen di antaranya mengalami kanker paru dan 57,5 persen memiliki potensi terkena kanker kandung kemih.

BACA JUGA: Benarkah Anak Kecil Bisa Melihat Hantu?


NIKOTIN BIKIN KECANDUAN

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof. Dr. dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K) mengungkapkan mengapa merokok membuat para pelakunya kecanduan alias ketagihan. Karena di dalam rokok mengandung tiga zat berbahaya dan berdampak buruk bagi kesehatan.

Tiga zat berbahaya itu terkandung dalam rokok elektrik, vape dan rokok konvensional. Tiga zat atau bahan berbahaya tersebut adalah nikotin, bahan karsinogenik, dan partikel halus. Berikut penjelasan efek dan dampaknya pada kesehatan.

"Nikotin mau bagaimanapun zat berbahaya. Mau dia bentuknya cair, mau dia bentuknya dibakar, atau bentuknya tablet kunyah, itu tetap bisa menyebabkan adiksi atau ketagihan," kata dokter Agus seperti dinukil dari Antara, Rabu (27/12/2023) malam.

Baca Juga: Gara-Gara Celetukan Serdadu VOC yang Lagi Mabuk, Nama Jayakarta Diganti Jadi Batavia, JP Coen Pun Murka

Nikotin memiliki efek menyebabkan kecanduan karena dapat berikatan dengan reseptor asetilkolin nikotik yang terdapat pada saraf di otak. Aktivasi terhadap saraf ini mengakibatkan pengeluaran dopamin.


NIKOTIN RUSAK KESEHATAN JANTUNG

Ia mengungkapkan, dalam riset yang dilakukan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan dan PDPI didapati fakta hampir 76 persen pengguna rokok elektrik mengalami kecanduan akibat kandungan nikotin di dalam produk tersebut. Dari dampak kesehatan, nikotin disebutkan dapat menyebabkan gangguan penyempitan pembuluh darah yang tidak hanya berbahaya bagi jantung tapi hingga ke otak.

Terutama pada remaja, penyempitan pembuluh darah yang menuju otak tentunya akan berpengaruh besar pada kognitifnya. "Nikotin itu berdasarkan studi dapat menginduksi terjadinya penyempitan pembuluh darah ke otak, sehingga pada remaja yang masih dalam pertumbuhan namun rutin menggunakan rokok elektrik atau vape maka risiko gangguan kognitifnya lebih besar karena potensi penyempitan pembuluh darahnya lebih besar," katanya.

Zat kedua yang tak kalah berbahaya adalah karsinogenik. "Karsinogenik yang dapat memicu terjadinya kanker," kata dr Agus.

Baca Juga: Cak Nun Sebut di Muhammadiyah Hukum Rokok Terbelah Jadi Dua Mazhab

Guru Besar bidang Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi dari FKUI itu menyebutkan meski tidak mengandung tar seperti rokok konvensional, rokok elektrik ternyata juga memiliki bahan karsinogenik yang tak kalah berbahaya. "Riset menunjukkan bahan karsinogenik ini ada banyak di dalam cairan vape dan tentunya meningkatkan risiko kanker. Contohnya itu seperti zat logam apabila terlarut dalam cairan itu akan karsinogen," ujar Agus.

Yuk ikuti informasi seputar berita-berita anak di Republika Kids. Ibu dan Bapak juga bisa perpartisipasi dengan mengirimkan dan kritik ke email kami: republikakids@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook Republika Kids.