Home > Budaya

Sejak Kapan Umat Islam Indonesia Tahlilan dan Yasinan Setiap Malam Jumat?

Membaca Surah Yasin di malam Jumat adalah hasil akulutrasi budaya Jawa dengan ajaran Islam.
Membaca Alquran. Tradisi membaca Surah Yasin pada malam Jumat alias Yasinan Jumatan menjadi 
Membaca Alquran. Tradisi membaca Surah Yasin pada malam Jumat alias Yasinan Jumatan menjadi

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Sebagian umat Islam di Indonesia rutin membaca Surah Yasin setiap malam Jumat atau yang dikenal dengan Yasinan. Tradisi ini dikenal di hampir seluruh umat Islam Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Lantas bagaimana sejarahnya Yasinan tercipta?

Tradisi Yasinan dan tahlilan ternyata lahir bukan serta merta, melainkan ada proses akulturasi budaya dengan ajaran Islam yang masuk ke Indonesia di era Wali Songo. Islam diterima masyarakat di Nusantara tanpa lewat peperangan melainkan akulturasi budaya dengan ajaran Islam yang dibawa Wali Songo. Seperti di tanah Jawa Islam datang lewat produk budaya. Contohnya kesenian wayang.

Saat itu, para wali menjadikan sejumlah tradisi secara perlahan dimodifikasi agar bisa tetap berjalan tanpa melanggar syariat Islam. Tradisi Yasinan dan pembacaan tahlil yang masih diamalkan sebagian umat Islam ketika malam Jumat termasuk modifikasi dari tradisi mendoakan arwah leluhur. Rapalan mantra yang sebelumnya jadi syarat digantikan lantunan bacaan ayat suci Alquran, dan Surah Yasin jadi pilihan.

.

BACA JUGA: Kisah Pak AR Ketua Muhammadiyah yang Dijebak Pimpin Yasinan Malam Jumat

Ada syair legendaris dari Abu Nawas tentang merayu Tuhan yang digubah menjadi bahasa Jawa dan di sejumlah wilayah dilantunkan dari sohibul hajat. Syair ini dilantunkan sembari menunggu sekaligus mempermudah jamaah mengetahui rumah mana yang menggelar acara Yasinan dan tahlil.

"Duh Pengeran kula sanes ahli suwarga. Nanging kula mboten kiyat wonten neraka. Mugi Tuhan paring taubat dumateng kula. Estu Tuhan kang ngapura agunge dosa. Dosa kula kados wedhi ing segara. Mugi gusti kersa nampi taubat kula. Saben dinten dosa kula tambah umur suda. Kados pundi anggenipun kula nyangga. Duh Gusti kawula sowan dhateng Paduka Sarana ngakeni dosa kelawan ndunga."

Akhirnya Yasinan menjadi produk kebudayaan bernuansa Islam yang berkembang di masyarakat Islam Jawa. Di awal-awal Islam mulai merangkul masyarakat Jawa di era Kerajaan Demak, Yasinan dipakai untuk mendoakan para leluhur yang sudah meninggal dunia. Tradisi ini dilakukan untuk menggantikan kebiasaan masyarakat di era tersebut yang masih terikat dengan kepercayaan animisme dan dinamisme, serta ajaran Hindu dan Budha. Biasanya juga tradisi mengirimkan rapalan mantra kental dengan penganut Kejawen.

BACA JUGA: Orang Muhammadiyah Ternyata Juga Yasinan, Begini Cara Praktiknya

Kirim doa untuk arwah...

× Image