Krisis Pangan di Zaman Jepang, Rakyat Terpaksa Makan Bekicot dan Berebut Makanan di Tong Sampah
Dalam keadaan perut lapar dan sulitnya pangan, keong racun (bekicot) dijadikan santapan. Sementara, para pengemis berebutan makanan di tempat-tempat sampah dengan anjing. Adalah hal biasa menjumpai seseorang meninggal di pinggir jalan karena kelaparan. Rakyat banyak yang tidak memiliki kain.
Mereka memakai kain dari karet atau karung goni. Tidak heran kalau tuma (sebutan untuk kutu ketika itu) terdapat di badan-badan manusia. Obat-obatan juga sulit dicari, hingga orang beralih ke pengobatan tradisional dari nenek moyang.
BACA JUGA: Sejarah Mangkuk Ayam Jago yang Jadi Doodle Google Hari Ini
Pemerintah Jepang melakukan pengawasan yang ketat terhadap harga eceran kebutuhan sehari-hari, khususnya beras. Tidak tanggung-tanggung, tugas pengawasan ini dilakukan oleh Kempetai (Polisi Militer Jepang).
Mereka menyebarkan mata-mata ke mana-mana. Ada yang menyamar jadi penjual sate untuk mencari mereka yang berani menyetel radio asing. Kalau ketahuan, dibawa ke Markas Kempetai di Gambir (kini Monas). Seperti juga sekarang, banyak pedagang membeli barang-barang keperluan sehari-hari, termasuk beras, kemudian menjualnya secara spekulasi.
BACA JUGA: Sejarah Pembantaian Dukun Santet di Banyuwangi Tahun 1998: Ratusan Orang Tewas Dibacok dan Dibakar
Mereka yang berduit jumlahnya kecil sekali memborong beras karena tahu harganya makin lama makin meningkat. Maka harga beras pun naik tanpa kendali, jauh di atas daya beli rakyat.
Minyak tanah dari dua perak menjadi 22,50 perak. Sedangkan barang-barang keperluan lain seperti handuk, kemeja, kaus kaki, sabun, benang, kain katun dan tekstil naik 2-3 kali lipat dibandingkan harga sebelum perang. Uang belanja per hari keluarga terdiri enam orang sebelumnya cukup satu perak (gulden), enam bulan setelah pendudukan Jepang 3-4 rupiah per hari tidak cukup.
BACA JUGA: Kisah 300 Tahun Makam Keramat Pangeran Jayakarta Disembunyikan di Jatinegara Kaum
Anehnya, makin ketat Kempetai melakukan pengawasan semakin sulit orang mencari barang keperluan sehari-hari. Inflasi belum pernah setinggi di masa pendudukan militer Jepang, sekalipun pada masa Bung Karno pernah mencapai 360 persen (di akhir masa pemerintahannya).
Di masa akhir pendudukan Jepang, untuk membeli beras orang harus membawa uang di bakul karena begitu tidak berharganya uang. Pokoknya, jangan sampai terjadi lagi kesulitan ekonomi seperti pada jaman Jepang.
BACA JUGA: Download Lagu Gratis dari YouTube Pakai MP3 Juice, Mudah Simpan MP3 di HP
.
DENGARKAN DONGENG PILIHAN UNTUK ANDA:
.
BACA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
> FreeMP3Downloads: Gratis Download Lagu MP3 dan MP4, Cukup Ketik Judul Lalu Save di HP
> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab
> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan
> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?
> Download Lagu MP3 Gratis dari YouTube Pakai MP3 Juice Lalu Simpan di HP: Cepat dan Mudah
.
Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.