Ketua PP Muhammadiyah: Tidak Semua yang tak Sama dengan Rasulullah Itu Bidah
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Dalam urusan model busana yang dikenakan Nabi Muhammad SAW bukan suatu yang harus diikuti, karena bukan dalam bagian ibadah khusus. Namun menurut Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, dr. Agus Taufiqurrahman, substansi dari cara berbusana Nabi Muhammad, yaitu menutup aurat harus diikuti.
Dokter Agus seperti dinukil dari web Muhammadiyah.or.id, menjelaskan, warga Muhammadiyah sami’na wa atho’na dengan ibadah-ibadah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad, tidak menambahkan dan mengurangi ajaran Nabi. “Orang Muhammadiyah itu juga mengaji, mana yang mahdhah dan ghairu mahdhah. Yang mahdhah itu mutlak harus seperti Kanjeng Nabi, contohnya sholat karena sholat harus seperti yang dilakukan oleh Kanjeng Nabi Muhammad,” kata dr Agus di acara Bakti Sosial di Karimunjawa, Jepara yang diadakan oleh Karyawan Kantor PP Muhammadiyah di Yogyakarta.
BACA JUGA: Lima Granat Meledak di Cikini Bikin Soekarno Nyaris Mati
Namun, kata dr Agus, model busana yang dikenakan Rasulullah bukan bagian dari ibadah khusus. "Prinsipnya adalah menutup aurat," kata dia.
"Karena itu, orang Islam bisa memakai batik, lurik, maupun baju koko yang penting adalah menutup aurat bukan modelnya."
BACA JUGA: Gara-Gara Percaya Mistik, Soekarno Ngotot Bacakan Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus
Akan tetapi di sisi lain yang dilarang adalah pakaian ketat atau berpakaian namun tetap memperlihatkan lekuk tubuhnya. Selain dalam urusan cara berpakaian, dalam Islam yang sifatnya dinamis yaitu makanan. Sebab akan berbeda makanan pokok antara bangsa dari Jazirah Arab dengan bangsa yang berasal dari sekitar garis khatulistiwa.