Bung Karno Boikot Israel, Lawan PBB, Kutuk AS Inggris: Amerika Kita Setrika, Inggris Kita Linggis
CERITA ABAH: Artikel ini adalah warisan berupa tuturan dari sejarawan sekaligus wartawan senior (Almarhum) Alwi Shahab kepada kami dan kami tulis ulang. Selamat Menikmati.
KURUSETRA -- Salam Sedulur... Dunia selalu dikejutkan dengan kebiadaban Zionis Israel terhadap rakyat Palestina. Entah sudah berapa banyak pesawat-pesawat tempur, moncong-moncong meriam, dan senjata-senjata berat menewaskan banyak penduduk sipil tidak berdosa. Tapi, gempuran-gempuran ini tidak dapat mematahkan semangat para pejuang Palestina yang sejak lama siap mati syahid. Karena alasan tersebut Bung Karno yang selalu membela perjuangan bangsa-bangsa tertindas, dikenal sangat gigih membela perjuangan rakyat Palestina.
Pada 1962, ketika di Jakarta diselenggarakan Asian Games ia menolak kehadiran kontingen Israel. Jakarta terpaksa harus menghadapi konsekuensi dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang menarik diri sebagai pelindung AG IV. Bahkan, IOC melarang benderanya dikibarkan di Jakarta. Puncaknya, Indonesia keluar IOC. Setahun kemudian, Indonesia menyelenggarakan Ganefo (Games of the New Emerging Forces) di Jakarta, yang sukses besar dan dihadiri 48 negara.
Sebelumnya (1957), ketika kesebelasan PSSI lolos di zona Asia dan tinggal menghadapi Israel untuk ikut ke Piala Dunia, Indonesia menolak untuk main di Jakarta atau di Tel Aviv. Indonesia hanya mau bermain di tempat netral, tanpa lagu kebangsaan. Tapi persatuan sepak bola dunia (FIFA) menolak usul RI. Akibatnya Indonesia terhambat ke Piala Dunia.
BACA JUGA: Israel Pernah Bikin Indonesia Gagal ke Piala Dunia 1958, Bagaimana dengan Piala Dunia U-20 2023?
Ketika Indonesia keluar dari PBB pada 7 Januari 1964, salah satu alasan Bung Karno adalah, “Dengan menguntungkan Israel dan merugikan negara Arab (termasuk Palestina), PBB nyata-nyata menguntungkan imperialisme dan merugikan kemerdekaan bangsa-bangsa". Bung Karno yang menuduh PBB merupakan kepanjangan tangan AS dan sekutunya, menamakan PBB lebih jelek dari mimbar omong kosong.